TEMPO Interaktif, Jakarta: Dewan Transportasi Kota Jakarta menilai tarif angkutan umum tidak bisa turun dengan penurunan harga bahan bakar dibawah Rp. 1000. "Tidak realistis untuk pengusaha, mengingat biaya pemeliharaan kendaraan juga cukup tinggi," kata ketua DTKJ, Edy Toet, di Jakarta Media Center, hari ini.
Biaya pemeliharaan yang dimaksud, ujar Edy, yakni biaya service kendaraan, peremajaan kendaraan serta biaya pembelian suku cadang. Nilai biaya pemeliharaan mencapai lebih dari separuh komponen tarif angkutan umum.
"Makanya, jika BBM turun lebih dari Rp. 1000, barulah tarif angkutan bisa turun," ujarnya.
Selain mahalnya biaya komponen, sebagian pengusaha mengeluhkan pengoperasian Bus Trans Jakarta, karena dianggap sebagai pesaing. Mayasari Bhakti misalnya, mengaku 400 busnya tak beroperasi setelah trayeknya tergerus Trans Jakarta. Fery Firmansyah
Baca Juga: