"Perundingan itu harus segera diselesaikan, kalau tidak Malaysia akan tetap menganggap Ambalat sah sebagai wilayahnya," kata Tedjo usai penutupan pendidikan reguler Seskoal di Jakarta, Jumat (14/11). Menurut Tedjo saat ini kedua negara masih memiliki perbedaan pendapat tentang batas laut. "Masing-masing negara menganggap sah".
Sehingga dalam melaksanakan patroli rutin, angkatan laut masing-masing negara berpegang pada batas laut yang ditetapkan oleh negaranya. "Kami tetap berpatokan batas yang ditentukan di negara kita, itu yang diamankan," ujar Tedjo.
Masalah timbul ketika angkatan laut Malaysia juga memikirkan hal yang sama. "Mereka masuk ke wilayah kita yang menurut mereka sah sebagai wilayah mereka. Hal itu kita anggap tidak sah," kata Tedjo. Hal-hal seperti inilah yang menurut Tedjo membuat TNI AL harus berkomunikasi lebih dengan angkatan laut Malaysia.
Selama ini, kata Tedjo presiden mengarahkan agar masalah Ambalat diselesaikan secara diplomatik. Jika ada pelanggaran departemen luar negeri selalu menyampaikan nota diplomatik kepada Malaysia. Perundinganpun terus dilakukan oleh kedua negara. Namun menurut Tedjo akan lebih baik bila perundingan Ambalat ini segera diselesaikan. "Kalau tidak saling klaim akan terus berlanjut, ini sangat tidak baik".
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Teuku Faizasyah membenarkan bahwa departemennya selama ini selalu menyampaikan nota diplomatik jika ada tindakan angkatan laut Malaysia yang melanggar. "Selalu kami kirim nota protes berdasarkan laporan dari TNI AL," tulis Faiza melalui pesan pendek kepada Tempo. Dia juga memastikan bahwa proses perundingan oleh kedua negara terus berlangsung.
Titis Setianingtyas