TEMPO Interaktif, Palu: Sudah sepekan pemadaman listrik terjadi di Kota Palu, Sulawesi Tengah, menyusul kerusakan lima mesin Pembangkit Listrik Tenaga Disel (PLTD) belum berhasil diperbaiki tim teknisi PT PLN setempat.
Pemadaman ini masih berlanjut karena pasokan batubara untuk kebutuhan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Mpanau, di Kecamatan Palu Utara hingga kini belum juga tiba.
Asisten Manager PT PLN Cabang Palu Suryadi, Sabtu siang (15/11), mengaku khawatir pemadaman bergilir ini makin parah kalau kedua unit mesin PLTU Mpanau tak beroperasi.
"Mudah-mudahan batu bara cepat datang. Kalau tidak, sistem kelistrikan Palu yang saat ini melayani sekitar 170 ribu pelanggan tersebar di Kota Palu, Kabupaten Donggala dan Parigi Moutong semakin tambah parah," kata Suryadi.
Ia mengatakan sistem kelistrikan Palu saat ini mengalami defisit daya listrik sekitar 18 megawatt (MW), akibat lima unit mesin PLTD rusak dan suplai daya dari PLTU berkurang, dan makin menipisnya persediaan batubara.
Pasokan batubara dari Kalimantan Timur untuk kebutuhan PLTU Palu hingga saat ini belum juga tiba dan dikhawatirkan dalam beberapa hari ke depan stok batubara yang ada di `boiler` PT PJPP (Pusaka Jaya Palu Power) keburu habis.
Selain mempercepat proses perbaikan semua PLTD yang rusak, PLN juga berharap pasokan batubara untuk PLTU dalam waktu dekat sudah tiba, sehingga PLTU tetap beroperasi, meski suplai daya listrik ke PLN tidak maksimal.
Suplai daya listrik dari PLTU Mpanau ke PLN saat ini tinggal 13 MW dari kemampuan maksimal dalam kondisi normal sebesar 27 MW. Sementara kemampuan daya yang disuplai dari sejumlah PLTD di Silae dan Parigi Moutong saat ini tinggal 15 MW dari total kemampuan mencapai 28 MW. Kebutuhan daya listrik sistem Palu pada malam hari saat mengalami beban puncak mencapai 46 MW, dan siang hari 32 MW.
"Upaya perbaikan masih terus dilakukan, kita sudah maksimal," ujar Suryadi.
Darlis