TEMPO Interaktif, Jakarta:Kriminolog Universitas Indonesia, Erlangga Masdiana, menilai bocah peneror bom fiktif merupakan korban tayangan media massa. Untuk itu dia mendesak para praktisi media untuk menyajikan informasi dan hiburan yang mendidik. “Seharusnya tayangan televisi bisa lebih edukatif,” ujar Erlangga kepada Tempo, Minggu (16/11).
Menurut Erlangga, sajian televisi memiliki peran yang sentral dalam membentuk pribadi dan prilaku setiap orang. Pola pembentukan perilaku itu berlangsung secara terus-menerus, bahkan melampaui waktu yang dimiliki orang tua dalam mendidik anak. “Proses sosialisasi orang tua jauh lebih sedikit dibanding televisi,” katanya.
Sayangnya, kata Erlangga, peran sentral itu jarang dikelola dengan baik. Media massa nasional kerap menampilkan informasi yang serampangan. “Media kita itu media yang olok-olok. Kekerasan menjadi mainan dan cenderung mengabaikan etika. Ini menjadi semacam brown culture (budaya rendahan),” katanya.
RIKY FERDIANTO