"Paparan publik yang mereka gelar masih mengambang dan tidak menjawab pertanyaan selama ini" kata Pengamat Pasar Modal Edwin Sinaga, Selasa (18/11), yang dihubungi Tempo melalui telepon.
Ia mengatakan, penjelasan yang diberikan Bakrie Brothers terkait rasionalisasi yang dilakukannya terhadap 5 anak usahanya, tak memenuhi keingintahuan investor publik seputar pelepasan 35 persen saham PT Bumi Resources Tbk dan pelunasan utang gadai saham (repurchase agreement/repo) nya.
"Mereka tidak menjelaskan apakah dengan selesainya penjualan Bumi, utang repo juga bisa diselesaikan,”kata Edwin.
Investor mengkhawatirkan pernyataan manajemen Bakrie Brothers yang mengakui bahwa satu-satunya kunci penyelesaian masalah repo ada di kelancaran transaksi penjualan Bumi kepada Northstar.
Di sisi lain, BNBR mengaku mengalami kesulitan untuk mengambil alih saham yang telah mereka gadaikan. Sehingga, ada kemungkinan mereka mengambil saham dari pasar.
Kemarin Bakrie mengakui gagal bayar repo terhadap PT Recapital Securities dan PT Aldira, senilai Rp144,9 miliar.
Meskipun dirasa belum jelas, namun otoritas Bursa Efek Indonesia telah mencabut suspensi atas saham Bakrie Brothers dan PT Energi Mega Persada Tbk, setelah dihentikan sejak 7 Oktober 2008. Pencabutan dilakukan karena memberikan informasi tekait penjualan saham Bumi serta saham Energi sebesar 20 persen yang akan dilepas ke Brentwood Ventures Pte Ltd.
"Kita tidak bisa bilang puas atau tidak, yang penting mereka sudah lakukan paparan publik, jadi suspensi kita cabut" kata Direktur Pencatatan BEI, Eddy Sugito.
Pihak BEI sendiri masih akan memberi pengawasan terhadap perkembangan yang terjadi. Pihaknya akan melakukan desakan kepada Bakrie Brothers, bila publik, memerlukan penjelasan tambahan. Terutama mengenai proforma setelah rasionalisasi yang dilakukan.
"Yang penting sekarang sudah lebih jelas dari sekedar press release, tapi kami akan kejar kalau dibutuhkan tambahan" jelas Eddy.
Saham lima grup Bakrie terkena auto rejection bawah karena sahamnya anjlok lebih dari 9,5 persen. Saham Bakrie and Brothers hari ini terperosok 9,65 persen ke posisi Rp 131 dibanding penutupan tanggal 6 Oktober Rp 145 per saham.
Energi Mega Persada anjlok 10 persen ke level Rp 315, saham Bumi Resources 9,52 persen dari Rp 1.050 ke Rp 950 per saham, dan saham PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk merosot 9,8 persen menjadi Rp 275. Sementara saham PT Bakrie Development Tbk turun 8,9 persen ke posisi Rp 71 dan saham PT Bakrie Telecom Tbk terselip 6,9 persen menjadi Rp 55 per saham.
Ari Astri Yunita