TEMPO Interaktif, Jakarta: Merak: Ratusan penumpang kapal KMP Victorius V yang bertolak dari Pelabuhan Merak menuju Pelabuhan Bakauheuni, Lampung, panik menyusul terjadinya kerusakan pada bagian mesin. Kapal Roro milik PT. Timur Surya Line sempat terombang-ambing gelombang disekitar perairan Selat Sunda, tepatnya di Pulau Merak Besar, Selasa (25/11).
Gagalnya perjalanan kapal Roro ini karena rusaknya propeiler pada baling-baling kapal. "Kapal pun berhenti," kata Kepala KPPP Merak Ajun Komisaris Muhammad Sujatna. Tidak ada korban dalam peristiwa itu, "Penumpang hanya panik," kata polisi.
Insiden ini berawal, ketika KMP Victorius V baru bertolak sekitar 35 menit dari dermaga II Merak. Namun entah apa yang terjadi, tiba-tiba kapal tersebut tidak bisa bergerak dan terombang-ambing di lautan. Setelah dicek petugas kamar mesin, ternyata baling-baling kapal tak berfungsi.
Sekitar pukul 03:15 dini hari, kapal ini akhrinya dievakuasi kembali ke pelabuhan Merak oleh dua kapal tug boat Gunung Cipala dan Medelindini. Setelah melakukan evakuasi hampir dua jam, kapal yang membawa 43 kendaraan ini bisa bersandar di dermaga IV Pelabuhan Merak pda pukul 4 subuh.
Melihat kapal yang diproduksi sekitar tahun 1970 an itu tak dapat berlayar, 130 penumpang dan kendaraan yang diangkut kapal itu akhirnya di alihkan ke KMP Raja Basa di dermaga III. Kepala Bidang Kesatuan Pengawasan laut dan Pantai (KPLP) Administrasi Pelabuhan Banten, Sarwo Setyotomo membenarkan telah terjadi kerusakan pada baling-baling KMP Victorius V. "Saat ini kapal sedang perbaikan, dan akan diperiksa lebih lanjut oleh tim kami," kata Sarwo.
Menurut Sarwo, rusaknya baling-baling kapal tersebut dikarenakan sistem angin pada hidrolik baling-baling yang menggerakkan kapal tak berfungsi. Akibatnya, ujar Sarwo, kapal tidak memiliki tenaga saat berlayar. "Jadi, kapal tersebut tak bisa jalan," tuturnya seraya mengatakan jika kondisinya sudah baik akan memasuki lintasan kembali.
Saat ini, ketinggian gelombang di Selat Sunda mencapai 2 hingga 4 meter. Dari sekitar 25 kapal di pelabuhan Merak, hanya 18 kapal yang beroperasi. Cuaca buruk dan gelombang tinggi di Merak juga membuat kapal cepat untuk sementara tidak digunakan.
Menurut pengamat Meteorologi dan Geofisika BMG kelas III Serang Tatang Hermawan, selain tingginya gelombang diwilayah itu, "Juga terdapat arus bawah laut yang kencang," kata dia kepada Tempo.
Angin berhembus dari arah Barat Daya menuju Selatan dengan kecepatan berkisar antara 5 hingga 12 knot atau 25 kilometer per jam. "Kondisi ini akan terus berlangsung hingga pekan mendatang." ujarnya.
Akibat gelombang tinggi sejak sepekan terakhir, sejumlah kapal roll on roll off (ro-ro) di pelabuhan penyeberangan Merak dan Bakauheni, Lampung, mengalami gagal sandar, "Gelombang sebesar itu memang membuat kapal terombang-ambing," ujar Tatang. BMG memperingatkan, agar para nelayan dengan perahu kecil untuk sementara tidak melaut sampai waktu yang belum dipastikan.
Mabsuti Ibnu Marhas