TEMPO Interaktif, Jakarta: Kunci-kunci nada dari gitar berleher dua (double neck) berbicara. Jemari yang seharusnya memetik dan mengocok senar malah memijit bak memainkan tuts piano hitam-putih. Lajunya cepat, tapi berputar ke nada yang hampir seragam.
Meski tak bersyair, lagu yang tengah dimainkan Balawan mewakili dirinya bicara di atas panggung. Sebuah pementasan musik oleh Balawan dan Batuan Ethnic Fusion di Gedung Kesenian Jakarta dihelat Rabu malam lalu.
Malam itu Balawan, yang rapi berkemeja hitam dan dasi putih, tak tampil sendiri. Bersama grup musik tradisional yang diboyong dari Bali itu, ia mencoba mengkolaborasikan sisi musik jazz dan gamelan Bali. Batuan Ethnic Fusion adalah kelompok yang dibentuknya pada 1997 lalu dan telah terlibat sejak album perdana bertajuk Globalism.
Teknik gitar touch technique dipadu dengan gemericik cengceng, rindik, reong, suling, genjek, kemply, simbal, dan kendang. Instrumen khas gamelan Bali ini sengaja menjadi teknik Balawan yang menggunakan delapan jari pada gitar. Bak memainkan piano, tangan kiri meramu kord dan bas, sementara tangan kanan membetot melodi.
Balawan sekalian “berjualan”. Semua lagu dalam konser berdurasi dua jam ini diambil dari album anyarnya. Album yang bakal beredar Januari 2009 ini telah kelar digarap. Salah satu lagu jagoan,See You Soon ditarik menjadi judul album.
Mengawali pertunjukan, tiga lagu digeber sekaligus. Lagu Mie Goreng berhasil membangkitkan semangat. "Ini terinspirasi mi goreng dan capcay. Jadinya sedikit pedas," guyonnya di atas panggung.
Tak kalah konyol dengan lagu kedua Guitamelan. "Nah, kalau yang ini perpaduan antara guitar dan gamelan," kata Balawan enteng. Ketiga, lagu Spirit of the Rhythm makin mencuri perhatian. Puluhan penonton pun bertepuk tangan.
Kali ini Balawan membawa seabrek bintang tamu. Violis muda Didiet diabsen duluan. Ia kebagian berduet dalam tembang Your Love Is. Kemudian drummer Dion Subyakto mengambil posisi untuk unjuk gigi lewat See You Soon.
Seperti tak mau menganggur, Batuan pun mengambil alih panggung. Ditambah dua rabana dan satu tamborin mini, grup yang terdiri atas I Nyoman Suwida, Ida Bagus Putu Brahmana, I Wayan Suastika, I Wayan Sudarsana, I Nyoman Suarsana, I Ketut Tarmadi, dan Eko Wicaksono beraksi. Melodi statisnya cepat. "Cak, cak, cak". Seruan Kecak terdengar kencang.
Selain Didiet dan Dion, Arya Setiadi tampil dengan kepiawaiannya mencabik bas. Lalu Adrian yang mengalunkan lagunya dengan gitar. Tak ketinggalan sosok perempuan bernama Liana yang tak lain adalah teman semasa kecil Balawan. Liana mengusung lagu daerah Bungan Sandat. Ada juga Marusya Nainggolan, Direktur GKJ, yang tampil mengiring Balawan di dua lagu.
Terakhir, pertunjukan yang merupakan rangkaian program GKJ "World Music Festival 2008" ini dibungkus dengan tiga lagu bersambung bertajuk Majalan Ka Carik, Pasar Malam, dan Country Bleganju.
Balawan, yang jebolan Australian Institute of Music di Sydney, Australia, ini memang tengah menggarap album keempatnya. Berisi 12 lagu baru, lima di antaranya bersyair. "Termasuk lagu yang dicipta Dewiq," tutur Balawan. Lagu Asal Kau Mau karya Dewiq diakuinya sebagai permintaan produser. "Saya belum pernah bertemu Dewiq atau minta dibuatkan lagu. Ini urusan produserlah."
Musik yang diusung Balawan memang tak lazim. "Makanya saya lebih enjoy berkarya di luar negeri," ujarnya menambahkan. Sebab, kata dia, kesempatannya lebih terbuka lebar. Ke depan, Balawan bakal manggung di sejumlah festival gitar di Eropa, seperti di International Guitar Night di Jerman, Maret 2009.
AGUSLIA HIDAYAH