TEMPO Interaktif, Jakarta: Organisasi Buruh Internasional (ILO) melalui ahli ekonominya Kee Beom Kim menyatakan angka pengangguran di Indonesia tahun depan mencapai 9 persen atau sekitar 650.000 pekerja.
Skenario terburuk laju pengangguran dunia tahun depan dalam penjelasan Kee bisa mencapai 6,8 persen atau 220 juta orang.
"Kondisi ini akibat krisis global," ungkapnya di Jakarta Selasa sore (16/12). Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi sendiri memprediksi 40.000 pekerja dipecat akibat gelombang krisis.
Saat ini di Jawa Barat 15.000 pekerja dari sektor industri berorientasi ekspor berhenti kerja, 14.000 di antaranya di industri tekstil. Pada industri kerajinan tangan dan furnitur pengurangan pegawai bisa mencapai 35.000.
Kee mengungkapkan sekarang pengangguran di usia mudah mencapai 25 persen. "Indonesia kekurangan lapangan kerja baru," paparnya. Jika ditambah PHK dari buruh migran maka kondisinya lebih buruk.
Masalah itu diperkirakan akan memicu masalah baru yakni peningkatan buruh anak, yang menurut Kee terjadi karena pendapatan keluarga turun.
Staf Ahli Menteri Koordinator Perekonomian Komara Djaja memaparkan seluruh Industri akan mengalami penurunan pertumbuhan 2009. "Hanya sektor layanan yang lajunya diatas Produk Domestik Bruto," tambahnya. Kondisi ini memang fantastik di Indonesia. Namun Komara mengkhawatirkan apakah sektor ini didominasi formal atau informal. Belum ada data yang bisa menggambarkan.
Pemerintah, lanjutnya tidak akan menurunkan anggaran di bidang layanan publik dasar (kesehatan dan pendidikan). Diharapkan turunnya harga bahan bakar tahun uni dapat meningkatkan daya beli dan menurunkan laju inflasi.
DIANING SARI