TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Ada yang tak lazim dalam acara peresmian Taman Pintar di Yogyakarta, Selasa, (16/12). Meski ini acara pemerintah DIY, ternyata protokol pusat tidak mendudukkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Sri Sultan Hamengku Buwono X bersebelahan.
Di tengah-tengah antara Presiden dan Sultan, duduk Menteri Pariwisata Jero Wacik. Padahal, yang lazim terjadi, jika acara itu diselenggarakan pemerintah setempat, maka Presiden dan kepala kaerah setempat seharusnya berdampingan.
Pertemuan antara Sultan dan Presiden menjadi perhatian, karena pekan lalu, Yudhoyono menyindir Sultan yang tidak menghadiri rapat gubernur se-Indonesia. Sultan malahan menghadiri peluncuran buku Megawati, Ketua Umum PDI perjuangan.
Rivalitas itu ditengarai terjadi lantaran keduanya memastikan diri untuk mencalonkan diri sebagai presiden pada Pemilu 2009 mendatang. Disebut-sebut pula bahwa kompetisi itu membuat hubungan keduanya merenggang.
Untuk soal ini, Juru Bicara Presiden Andi Malarangeng menyangkal rivalitas antara keduanya. “Rivalitas apa? Beliau gubernur yang menjadi kepanjangan tangan Presiden,” kata Andi.
Soal tempat duduk Sultan dan SBY yang tidak berdampingan, Andi berkilah aturan protokoler lazimnya memang demikian. “Urutannya Presiden, menteri, dan gubernur.,” kata Andi.
Ketika Sultan menjemput Presiden, terlihat wajah Yudhoyono dingin ketika menyalami Sultan. Ibu Ani Yudhoyono yang mendampingi Presiden, dan berjalan bersebelahan dengan Kanjeng Ratu Hemas, bahkan mengacuhkan Hemas hingga mereka duduk bersebelahan.
Bernada Rurit