Menurut Bayu, sebenarnya Bulog sudah pernah melakukan penjualan ke luar negeri beberapa waktu lalu. Selain itu secara tradisional beras Indonesia juga sudah terjual di luar negeri, antara lain ke Timor Leste. Hal itu ia katakan menanggapi pernyataan Direktur Perum Bulog Mustafa Abubakar yang berencana mengekspor beras berkualitas tinggi ke beberapa negara.
"Ekspor bukan sesuatu yang aneh, Indonesia pernah kok meski jumlahnya sedikit. Tapi lagi-lagi harus diperhatikan amankan dulu dalam negeri," ujar Bayu saat dihubungi Tempo, Jumat (26/12).
Bayu mengatakan dari hitungan produksi dan konsumsi, persediaan beras di Indonesia memiliki surplus yang cukup besar. Ia mengkhawatirkan jika produksi berlebih harga akan jatuh. Salah satu alternatif untuk mengurangi melalui ekspor.
Kebijakan pemerintah, kata bayu, cukup mendukung upaya yang hendak dilakukan Bulog. Menurutnya kebijakan ekspor dan impor tetap dibuka sebagai alternatif. Tetapi berapa banyak dan waktunya melihat kondisi yang tepat.
Menurut Bayu produksi tahun ini relatif besar dan harga relatif stabil. Untuk tahun depan, yang paling utama harus menstabilkan harga dan ketersediaan harga di dalam negeri. Untuk ekspor, kata dia, tidak mudah. Karena harus menjaga kontinuitas ketersediaan berasnya.
"Apa bisa Indonesia menjanjikan ketersediaan barangnya secara kontiniu. Yang jelas Indonesia memang harus mempertimbangkan punya outlet jika mengalami kelebihan produksi," ujar Bayu.
Menurut dia ada beberapa indikator pemerintah untuk mengizinkan dibukanya ekspor. Yakni perkiraan produksi dari angka ramalan Biro Pusat Statistik tentang stabilitas harga dan ketersediaan stok Bulog. Menurut Biro Statistik harga tahun ini dinilai cukup stabil dibandingkan harga gabah internasional.
Bayu menambahkan, petani Indonesia sebenarnya sudah mampu menyediakan beras-beras berkualitas tinggi seperti yang diminta negara tujuan, seperti Rojolele, Pandanwangi, dan Cianjur.
Dalam dua tahun ini produksi juga sudah meningkat. Bayu pun mengatakan, "Kendati banyak yang masih meragukan kemampuan ekspor beras, mengingat hambatan seperti ketersediaan pupuk, tapi kenyataannya produksi meningkat," ujar dia.
DIAN YULIASTUTI