Hal tersebut diungkapkan oleh Kadis Peternakan Sulawesi Selatan, Muhammad Arifin Daud, dalam ekspose hasil kerja badan atau dinas di lingkup Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2008 di ruang wartawan Kantor Gubernur Sulsel, Senin (29/12). Menurutnya gerakan pencapaian satu juta ekor sapi tahun 2013 di Sulsel ini karena meningkatnya permintaan sapi baik konsumsi lokal maupun daerah tetangga.
Tiga tahun terakhir ini rata-rata pertumbuhan populasi ternak di Sulsel sebesar 6,07 persen, khusus sapi potong dan sapi perah sebesar 35,29 persen, dengan jumlah populasi sapi potong 668 ribu ekor.
Untuk mencapai target populasi ternak sapi 2013 mendatang ini, dilakukan secara bertahap di 23 kabupaten kota di Sulsel, tahun ini 711 ribu ekor, 2009 menjadi 764 ribu ekor, 2010 sebanyak 822 ribu ekor, 2011 sebanyak 880 ribu ekor, 2012 sebanyak 943 ribu ekor dan 2013 menjadi satu juta ekor.
Tiga program strategi pencapaian yakni program peningkatan kelahiran dengan IB Mandiri, intensifikasi kawin alam, penambahan induk dan penjantan baru, pengembangan pakan dan HMT; program pengendalian dalam bentuk pengendalian pemotongan, pengendalian pengeluaran ternak, dan pengendalian penyakit dan gangguan reproduksi; program pengembangan yakni pengembangan SDM peternak dan aparat, sarana dan prasarana pendukung, penguatan modal, penguatan kelembagaan, monitoring dan evaluasi.
Jika program ini berjalan sesuai rencana maka gambaran finansial akumulasi pendapatan peternak pada 2013 mendatang bisa mencapai Rp 2,7 triliun.
Kepala Badan Promosi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulsel, Irman Yasin Limpo mengatakan jumlah permintaan sapi dari sejumlah pengusaha sapi dari Malaysia cukup besar. "Permintaan sapi dari pengusaha asal Malaysia cukup besar, asal ada sertifikasi halal," katanya.
IRMAWATI