"Untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan pasien," kata Kepala Instalasi Gawat Darurat RSHS Bandung, Jawa Barat, dr. Tri Wahyu Murni, di kantornya, Rabu (31/12). Sesuai pengalaman tahun-tahun sebelumnya, pasien ruang gawat darurat di Bandung menjelang akhir tahun hingga awal tahun baru selalu meningkat dari hari biasa.
"Tapi kasus pasien karena kecelakaan lalu lintas menurun," ujar dia. Paling banyak pasien yang datang ke rumah sakit tersebut lantaran sakit seperti darah tinggi, demam, dan sesak napas.
Selama 22-30 Desember, sedikitnya 1.500 pasien berobat ke Instalasi Gawat Daurat dan Poliklinik Umum. Sebanyak 232 orang di antaranya berasal dari luar Kota Bandung. "Rata-rata per hari sejak 22 Desember sudah naik sampai 170 pasien," katanya. Biasanya, rata-rata pasien yang datang mencapai 120 orang per hari.
Jika pada malam pergantian tahun dan seterusnya jumlah kasus meningkat, pihak rumah sakit juga akan menambah jumlah dokter jaga dan perawat. Dokter yang bertugas kini berjumlah 10 orang ditambah dua dokter umum. "Nanti kalau membeludak kami panggil dua dokter lagi, dan seterusnya dengan kelipatan dua. Begitu juga dengan perawat," ucap Tri Wahyu.
Tak hanya petugas medis, pihaknya juga menyiapkan ruang rawat inap tambahan. Saat ini seluruh kamar dalam kondisi penuh. Jika tak kebagian ruangan, pasien baru yang terpaksa dirawat akan ditempatkan di ruang terbuka, seperti koridor lantai satu dan lobi. "Kami meneydiakan 80 kereta pasien dan cadangan 20 ranjang," katanya.
ANWAR SISWADI
