Di 31 SPBU di wilayah Jember, rata-rata stok bensin premuium maupun Pertamax habis hanya dalam hitungan 1-3 jam. "Padahal, biasanya, stok 16 kilo liter atau 16 ton baru habis sekitar 20 jam," kata Ahmad Firjaun, 30 tahun, seorang petugas SPBU Kertosari Kabupaten Jember.
Bahkan di SPPU besar seperti SPBU jalan Ahmad Yani, dan SPBU Kaliwates Jember, stok bensin premium dan Pertamax sebanyak 30 kilo liter tandas hanya dalam waktu 3 jam.
Sedangkan SPBU di jalan A Yani, Kecamatan Kaliwates, SPBU Mastrip-Kecamatan Sumbersari, SPBU di Kecamatan Sumbersari, SPBU Arjasa, dan SPBU Tanggul, Jember, sudah kehabisan stok premium dan pertamax sejak pagi tadi.
Padahal, setiap SPBU sudah memberikan batasan pembelian premium kepada pengendara sepeda motor, mobil maupun angkutan umum. Sejak Kamis malam kemarin, untuk pengendara motor, maksimal pembelian sebanyak 15 ribu, dan untuk pengendara mobil pembelian paling banyak dibatasi hingga Rp 75 ribu. Sedangkan untuk mobil angkutan kota, pembelian dibatasi maksimal Rp 100 ribu.Namun tetap saja, pembeli masih terus mengantri.
Masyarakat juga mengeluhkan karena bensin tidak bisa didapatkan di kios-kios atau pedagang eceran. "Kalaupun nemu di kios, harganya sudah mencapai Rp 8 ribu sampai Rp 9 ribu," kata Ahmad Muhlis, 40 tahun, salah seorang warga desa Tegal Mijin Kecamatan Tamanan -Bondowoso.
Wakil Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) wilayah Eks Karesidenan Besuki, Benny Satria mengatakan kelangkaan premium itu lebih banyak disebabkan kebijakan Pertamina yang tidak jelas. "Pertamina tidak bekerja efektif," katanya.
Sementara, Sales Area Manajer Pertamina bidang Premium dan Pertamax wilayah Eks Karesidenan Besuki, Jumlai mengatakan Pertamin telah menyalurkan bahan bakar sesuai permintaan. "Permintaan masyarakat di Jember dan Bondowoso naik drastis sejak 4 Januari kemarin," katanya.
Mahbub Djunaidy