Modusnya, mahasiswa ikut antre di SPBU sambil membawa satu atau dua botol air mineral ukuran 1 liter. "Pake celana pendek, kaos oblong lusuh. Nyamar jadi pegawai bengkel. Pasti diberi sama petugas dan tidak dimarahi polisi," tutur Yayan, 25 tahun, salah seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Jember kepada TEMPO, Jum'at (9/1).
Menurut Yayan, modus itu manjur dan dilakukan oleh teman-temannya di banyak SPBU di kelurahan Mangli, Rambipuji, Ajung dan Kaliwates-Jember.
Hal yang sama juga dilakukan oleh sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember dan Universitas Jember. Mereka juga mulai sering menyamar menjadi pegawai bengkel, dan membeli bensin antar 1-2 liter di sejumlah SPBU di wilayah sekitar Keluarahan Tegal Boto, Kecamatan Sumbersari Jember.
"Selain nyamar begitu, ya pindah-pindah SPBU, antre dan ngisi full tank. Nanti di kos-kosan disalin lagi. Buat persediaan," kata Muis, 26 tahun, salah seorang mahasiswa Universitas Jember.
Para mahasiswa itu mengaku melakukannya disela-sela waktu kuliah dan ujian semester. Mereka mengaku khawatir kehabisan bensin, karena dalam dua hari terakhir bensin sulit didapatkan di kios-kios dan di SPBU.
Walaupun tidak untuk dijual, hanya untuk digunakan sendiri, namun ada beberapa yang menjual kepada mahasiswa lainnya ketika ada teman yang membutuhkan. "Biasanya mahasiswi, kan males antre. Kalau mereka butuh, kita tawari, Rp 9 ribu atau Rp 10 ribu ya diambil kok," kata Anton (25), seorang mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember sambil terkekeh. Mahbub Djunaidy