Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keputusan Pemerintah Soal Blok Gas Natuna Mutlak dan Sah

image-gnews
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta: Keputusan Pemerintah Indonesia yang mengakhiri kontrak ExxonMobil atas pengelolaan blok gas Natuna D Alpha sejak 9 Januari 2007 sifatnya mutlak dan sah.

"Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono) sudah putuskan untuk hentikan, jadi sekarang Pemerintah harus tegas menterminasi kontrak ExxonMobil," ujar analis geopolitik perminyakan, Dirgo Purbo, ketika dihubungi Tempo, Sabtu (10/1).

Tindakan ExxonMobil yang mengabaikan keputusan itu, menurut dia, sangat menghina kedaulatan Indonesia. "Kita seperti dipermainkan," katanya. Di lain pihak, Pemerintah seperti tidak berdaya dengan aksi tersebut.

Padahal selama ini perusahaan minyak dan gas asal Amerika Serikat itu telah mendapat keuntungan dari 30 tahun kepemilikan Natuna yang menyimpan cadangan gas sampai 45 triliun kaki kubik. "Mereka sengaja tidak menggarap Natuna karena jumlah cadangan gasnya bisa masuk ke portofolio sehingga mendongkrak saham mereka di bursa AS," ucap Dirgo.

Portofolio ExxonMobil juga semakin bagus di mata investor dengan ditambahnya cadangan minyak di Blok Cepu yang mencapai 350 juta barel. Ia mengatakan tindakan mempercantik portofolio memang sudah menjadi filosofi perusahaan migas internasional sejak lama. "Mereka dapat uang dari lantai bursa, sementara kita (Indonesia) tidak dapat hasilnya," kata dia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Dirgo, ExxonMobil bisa membawa masalah pemutusan kontrak sepihak ini ke arbitrase. "Silakan saja. Logikanya, kontrak mereka sudah habis, kok, bahkan dengan perpanjangan hingga 9 Januari 2009," ujar dia.

Sebagai solusi untuk masalah Natuna, Pemerintah harus melihat blok gas itu sebagai aset negara dan memberi kesempatan kepada Pertamina selaku pengelola untuk membuat aturan main yang jelas. "Kalau ExxonMobil masih ingin mengelola Natuna, harus tunggu ketentuan dari Pertamina, terutama soal bagi hasil," ujar Dirgo.

SORTA TOBING

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Pemerintah Didorong Segera Rampungkan Revisi UU Migas

3 Oktober 2017

Pemerintah Segera Ajukan Draf Amendemen UU Migas
Pemerintah Didorong Segera Rampungkan Revisi UU Migas

Pemerintah diminta segera mengambil sikap ihwal revisi Undang-undang Minyak dan Gas. Pengurus Serikat Pekerja Satuan Kerja Khusus Migas Bambang Dwi Djanuarto?menilai pemerintah kurang responsif dalam menyelesaikan revisi UU Migas.


Penjelasan ExxonMobil Mundur dari Konsorsium Gas Natuna

19 Juli 2017

Exxon Mobil.  REUTERS/Jessica Rinaldi
Penjelasan ExxonMobil Mundur dari Konsorsium Gas Natuna

Kementerian ESDM menjelaskan alasan ExxonMobil mundur dari konsorsium penggarap lapangan gas di perairan Natuna.


Exxon Mundur dari Konsorsium Blok East Natuna

19 Juli 2017

Logo Exxon Mobil. REUTERS/Lucas Jackson
Exxon Mundur dari Konsorsium Blok East Natuna

Selain Exxon, konsorsium perusahaan pengelola Blok East Natura
terdiri dari PT Pertamina (Persero) dan PTT EO (Thailand).


Dinilai Tak Ekonomis, ExxonMobil Akan Hengkang dari East Natuna

18 Juli 2017

Dinilai Tak Ekonomis, ExxonMobil Akan Hengkang dari East Natuna

Dari kajian yang diselesaikan pada Juni 2017 itu didapatkan
bahwa proyek pengembangan gas East Natuna tidak layak
investasi.


Begini ExxonMobil Buktikan Komitmen Berbisnis di Indonesia

28 April 2017

Logo Exxon Mobil. REUTERS/Lucas Jackson
Begini ExxonMobil Buktikan Komitmen Berbisnis di Indonesia

ExxonMobil Lubricants Indonesia berpartisipasi dalam Indonesia
Truckers Club TalkBiz 2017 sebagai bentuk komitmen perusahaan
di Indonesia.


Biaya Produksi Minyak Blok Cepu US$ 2,4 Per Barel

19 April 2017

Pertambangan minyak Exxon Mobil Oil Indonesia Inc
Biaya Produksi Minyak Blok Cepu US$ 2,4 Per Barel

Biaya produksi minyak mentah di Blok Cepu dinilai lebih ekonomis.


Uji Coba, Produksi Minyak Banyu Urip Exxon 200 Ribu Barel

19 April 2017

Exxon Mobil.  REUTERS/Jessica Rinaldi
Uji Coba, Produksi Minyak Banyu Urip Exxon 200 Ribu Barel

ExxonMobil Cepu limited memastikan hasil uji coba produksi
minyak mentah di lapangan Banyuurip, salah satu kawasan blok
Cepu meningkat.


ExxonMobil Tuntaskan Akuisisi InterOil Pekan Ini

21 Februari 2017

Exxon Mobil.  REUTERS/Jessica Rinaldi
ExxonMobil Tuntaskan Akuisisi InterOil Pekan Ini

Pemegang saham InterOil Corporation akhirnya menyetujui rencana penjualan ke ExxonMobil Corporation dengan nilai US$2,5 miliar.


Revisi UU Migas Akan Atur Badan Usaha Khusus Migas

19 Februari 2017

Kurtubi. TEMPO/Tommy Satria
Revisi UU Migas Akan Atur Badan Usaha Khusus Migas

Badan Usaha Khusus ini, menurut Kurtubi, berbeda dengan Badan Usaha Milik Negara atau BUMN.


Kapasitas Produksi Blok Cepu Ditargetkan Naik 20 Persen

21 Januari 2017

Pertambangan minyak Exxon Mobil Oil Indonesia Inc
Kapasitas Produksi Blok Cepu Ditargetkan Naik 20 Persen

Saat ini produksi Blok Ceput mencapai 185 ribu barel per hari.