TEMPO Interaktif, Tangerang: Seorang wanita Na, 43 tahun, warga Pendongkelan Belakang, Cengkareng Timur, Jakarta Barat, meninggal dunia , Sabtu (17/1) pagi, di Rumah Sakit Umum Tangerang, Banten, karena diduga terinfeksi virus flu burung.
"Salah seorang dokter rumah sakit mengatakan anak saya meninggal karena flu burung," ujar Wastiah di Rumah Sakit Umum Tangerang, Sabtu (17/1).
Wastiah menjelaskan, awalnya Na mengalami demam tinggi, sesak nafas dan batuk berat sejak empat hari lalu atau Selasa (13/1), sehari kemudian korban dibawa ke Puskesmas Cengkareng.
Usai berobat ke Puskesmas terdekat, kondisi korban tidak juga membaik bahkan semakin memburuk dengan mengalami sesak nafas berat. "Padahal anak saya tidak memiliki riwayat penyakit yang berhubungan saluran pernafasan atau asma," ujar Wastiah.
Setelah tiga hari berobat ke Puskesmas atau Sabtu (17/1) sekitar pukul 03.00 WIB, keluarga berinisiatif membawa korban ke RSU Tangerang untuk mendapatkan perawatan dan menjalani diagnosa.
Karena kondisinya parah dan mengalami sesak nafas, demam tinggi dan batuk berat, akhirnya Marni menjalani perawatan di ruang isolasi flu burung di RSU Tangerang mulai pukul 05.00 WIB.
Namun setelah menjalani perawatan sekitar empat jam atau sekitar pukul 09.00 WIB, Marni menghembuskan nafas terakhir dan dokter menyatakan pasiennya sudah meninggal dunia.
Sementara itu pihak rumah sakit belum memberikan keterangan resmi soal dugaan flu burung itu. Direktur RSU Tangerang, Makentur JN Mamahit tidak dapat dikonfirmasi, telepon selulernya tidak diangkat. Pesan pendek yang disampaikanpun tidak dibalas.
Wakil Direktur Pelayanan Penunjang RSUD Tangerang Desi Riana Dinardianti mengaku belum mengetahui masalah itu. "Saya belum tahu, kebetulan sekarang sedang libur," katanya. Menurut Desi, Senin mendatang pihak rumah sakit baru memberikan keterangan.
JONIANSYAH