Masyarakat nelayan di wilayah Pantai Puger kecamatan Puger dan pantai Pancer
Desa Sumberejo Kecamatan Ambulu kini mengalami musim paceklik ikan. "Sekarang musim angin barat. Cuaca tidak bersahabat," kata Koordinator Forum Komunikasi Nelayan Jember (FKNJ) Hambali kepada Tempo, senin (19/01) siang.
Para nelayan, kata Hambali, takut dan tidak ingin jadi korban keganasan ombak laut selatan atau perairan Samudera Hindia yang merupakan perairan selatan Kabupaten Jember. "Sementara ini, yang pergi melaut hanya lima sampai sepuluh kapal dalam sehari semalam. Itu pun tidak jauh-jauh ke tengah laut. Mereka terpaksa ndablek atau nekat, karena terdesak kebutuhan hidup,"tambahnya.
Sampai hari ini, sekitar 800 perahu Jukung milik para nelayan di pantai pacer dan Pantai Puger, di pesisir selatan Jember itu nampak dibiarkan di tepi pantai dan di sekitar areal Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI). Aktivitas pelelangan ikan yang biasanya ramai, juga tampak tidak seramai biasanya.
Namun di beberapa tempat perahu,masih nampak ada aktivitas para nelayan. Mereka nampak hilir mudik diatas perahu untuk memperbaiki perahu atau memperbaiki jaring yang rusak. "Daripada di rumah nggak ada kerjaan, lebih baik mengecat perahu dan memperbaiki kayu-kayu yang mulai lapuk," ujar P.Tamim (40), salah seorang nelayan pantai Puger.
Beberapa orang nelayan yang ditemui mengatakan, mereka terpaksa tidak melaut karena terjadi gelombang setinggi dua hingga empat meter."Ombak masih tinggi. Dua sampai 4 meter. Cuaca juga masih tidak menentu. Seringkali hujan dan angin. Kami terpaksa istirahat dulu sampai situasi gelombang dan angin mereda. Takut kalau melaut, nanti malah celaka diterjang ombak," Subahri (35) salah seorang nelayan pesisir pantai Pancer.
Tangkapan turun hingga hanya 20 persen dibanding kondisi normal. Menurut catatan FKN Jember, ikan tangkapan para nelayan saat ini hanya berkisar 10 sampai 15 ton per hari. Jika musim ramai, warga menyebutnya musim angin timur, tangkapan bisa mencapai 50-60 ton per hari. Kondisi paceklik tersebut sudah berlangsung sejak akhir bulan Desember 2008 lalu.
Harga ikan laut juga naik. Ikan lemuru yang biasanya dijual Rp 1.500 per kilogram, kini melambung menjadi Rp 4000 hingga Rp 5000 per kilogram. Begitu juga ikan tongkol yang biasanya Rp 7.000 hingga Rp 9.000 per kilogram, naik menjadi Rp 11.000.- hingga Rp 12500 per kilogram.
Biasanya kondisi seperti ini berlangsung selama tiga hingga empat bulan. "Angin barat mulai reda setelah bulan dua (Februari) atau tiga (Maret)," tambah Hambali.
MAHBUB DJUNAIDY