Presiden sebelumnya, George W. Bush yang memberlakukan kebijakan tersebut. Sebagai konsekuensi larangan ini, pemerintah Amerika berhenti memberi bantuan dana bagi kelompok-kelompok yang menyediakan pelayanan aborsi atau memberi informasi mengenai aborsi. Kelompok tersebut harus memilih antara menandatangani peraturan pencegahan itu dan tidak boleh menyediakan pelayanan aborsi, atau menolaknya dan kehilangan jutaan dolar bantuan dari Amerika.
Berbagai kelompok yang bergerak di bidang kesehatan berpendapat, kebijakan itu merugikan mereka. Juru bicara bagi Federasi Keluarga Berencana Internasional (IPPF) Paul Bell mengatakan kepada BBC bahwa ketika pemerintahan Bush, organisasi mereka kehilangan dana bantuan lebih dari US $100 juta, dan memengaruhi operasi mereka di 176 negara. "Tidak sepeser pun bantuan dari pemerintah federal Amerika boleh digunakan bagi pelayanan terkait aborsi," katanya.
Di sisi lain, sejumlah kelompok konservatif dan religius di Amerika Serikat berpendapat uang para pembayar pajak Amerika seharusnya tidak digunakan bagi pelayanan aborsi maupun promosi untuk aborsi.
Organisasi Kristen Amerika, Focus on the Family mengatakan, pencabutan larangan oleh Presiden Obama bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat Amerika dan akan meningkatkan jumlah kasus aborsi. Kebijakan ini pertama kali diberlakukan pada 1984 di bawah pemerintahan presiden dari Partai Republik, Ronald Reagan.
BBC | NIEKE INDRIETTA