TEMPO Interaktif, Jakarta: Sehari setelah didamprat Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo terkait kondisi Monumen Nasional (Monas) yang memprihatinkan, Wali Kota Jakarta Pusat Sylviana Murni langsung bereaksi. Syviana membuat 1.000 lubang resapan biopori yang berfungsi sebagai penyerapan air di Monas, Jumat (30/1).
Saat berolahraga di kawasan Monas, Kamis (29/1), Fauzi marah besar melihat banyaknya tumpukan sampah, lampu penerangan yang hilang maupun rusak, pohon-pohon yang mati, tiang listrik yang rusak, hingga masih banyaknya genangan air. Pria yang akrab disapa Foke ini memuntahkan kemarahannya kepada Sylviana di depan wartawan dan pejabat Pemerintah Provinsi.
"Jadi saya terus terang kecewa. Katanya Monas jadi kebanggaan kita, kok kondisinya kayak gini. Saya melihat pengawasannya lemah. Tidak ada program dari instansi sektor terkait. Untuk menginventarisir masalah saja tidak ada, apalagi untuk memperbaiki atau mengatasi masalah tersebut. Ini kan kebangetan!" ujar Fauzi, Kamis (29/1).
Sehari setelah didamprat, Sylviana langsung bergerak cepat. Mantan None Jakarta tahun 1980-an ini membuat 1.000 lubang biopori di Monas dan menargetkan pembuatan 1 juta lubang biopori di seluruh wilayah Jakarta Pusat.
"Saat ini sudah 35 persen terealisasi," ujarnya. Setiap kelurahan mendapatkan 100 alat untuk membuat lubang biopori. Dia berharap lubang biopori ini dapat mengurangi banjir. "Saya melihat sendiri di Serdang, air genangan lebih cepat surutnya dari sebelumnya," katanya.
Selain pembuatan lubang resapan biopori, Pemerintah Kotamadya Jakarta Pusat bekerja sama dengan Rumah Sakit Husada juga melakukan penanaman pohon di kawasan Monas.
Menanggapi kemarahan Gubernur Fauzi Bowo, Sylviana mengatakan ia belum memiliki wewenang untuk menangani Monas. "Sekarang kami belum punya legalitas untuk itu," katanya.
Menurut Sylviana, Pemerintah Provinsi sebelumnya memberikan tenggat waktu sampai akhir Januari untuk menggelar paparan mengenai pengelolaan Monas. Kemarahan gubernur dianggap sebagai lecutan motivasi baginya.
Saat ini, kewenangan pengelolaan Monas masih berada di dinas yang berada di bawah Gubernur. Ia mencontohkan untuk memperbaiki saluran air, kewenangan masih ada di Dinas Pekerjaan Umum. Untuk memperbaiki taman, yang berwenang adalah Dinas Pertamanan. Begitu juga untuk kebersihan yang menjadi wewenang Dinas Kebersihan. "Nanti kalau kewenangan sudah di wali kota baru bisa dikerjakan oleh suku dinas," ujarnya.
Pengamatan Tempo di Monas tadi siang, di sejumlah titik di kawasan Monas memang masih terdapat sampah, terutama plastik bekas makanan, kotak, dan puntung rokok. Tempat sampah juga masih minim. Oleh karena itu, Sylviana berencana menambah jumlah tempat sampah di Monas.
"Monas harus dibangun dengan berwawasan lingkungan," ujarnya. Selain itu, sejumlah besi pagar sekeliling Monas juga ada yang patah dan hilang.
SOFIAN