"Kenaikan ini disebabkan karena pengaruh adanya gagal panen dan rencana beras diekspor," ujar Yayuk, pedagang grosir di jalan Menur Kudus ( 1/2). "Juga akibat Pemerintah menaikkan harga gabah berkisar 7 persen," ujar Suripah, pedagang grosir Pasar Johar Kudus.
Pada musim penghujan ini, di beberapa daerah di Kudus dan sekitarnya terjadi gagal panen karena banjir. Seperti di Kudus, diperkirakan tanaman padi yang puso akibat tergenang mencapai sekitar 3.045 hektare, akibatnya produksi gabah merosot hingga sekitar 6.000 ton, dengan kerugian petani Rp 27 miliar. Catatan Dinas Pertanian Kabupaten Kudus, areal tanaman tersebut tersebar di lima kecamatan, yakni: Kaliwungu, Mejobo, Jati, Jekulo dan Undaan. Sementara di Jepara, yang puso 1.855 hektare. Kerugian petani berkisar Rp 5,5 miliar.
Selain beras, gula pasir dan terigu juga ikut naik. Gula pasir di tingkat eceran grosir dari Rp 6.000 per kg naik menjadi Rp 6.700/kg. Kenaikannya terjadi tiap hari secara bertahap, dari Rp 6.000, naik Rp 6.200 kemudian menjadi Rp 6.700 per kg.
"Sehingga di tingkat eceran kami jual Rp 7.000 per kg," ujar Martini, pedagang eceran di Barongan. Sementara, terigu juga naik, di tingkat grosir yang semula Rp 125 ribu per 25 kg, naik menjadi Rp 140 ribu per 25 kg. Sehingga harga ecerannya Rp 6.000 /kg.
Baca Juga:
BANDELAN