Virus ini mematikan 87 ayam warga di Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng, sejak Minggu (01/02). Sedangkan Senin hari ini (02/02), sedikitnya tujuh ayam warga juga mati. Berdasarkan uji rapid test, ayam-ayam itu mati karena tertular Virus Flu Burung.
Dengan demikian, sudah empat dari 24 kecamatan di Banyuwangi tertular flu burung. Pekan lalu, flu burung lebih dulu mematikan ratusan ayam di Desa Karangdoro Kecamatan Tegalsari dan Kelurahan Sumberejo, Kecamatan Banyuwangi.
Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Banyuwangi, Setyo Aribowo, di musim penghujan saat ini, berpeluang besar terhadap penularan virus yang dapat membahayakan manusia itu. Dinas telah menyatakan siaga atas wabah virus ini. "Perhatian kita intensifkan karena dapat menular ke manusia," katanya pada Tempo, Senin (02/02).
Menurut Setyo, Dinas telah menyiapkan 200 ribu vaksin flu burung yang akan dibagikan kepada setiap daerah epidemi. Dinas tidak melakukan vaksinasi pada seluruh ayam milik warga, karena stoknya tidak mencukupi. Vaksinasi telah diberikan kepada ratusan ayam warga di Kelurahan Sumberejo, pada Senin hari ini. Selain vaksin, Dinas juga menyediakan 400 liter desinfektan untuk menyemprot kandang-kandang ayam di daerah epidemi.
Setyo mengakui meski virus ini sudah ditemukan di Banyuwangi tahun 2003 lalu, namun kesadaran warga masih rendah. Warga masih belum mengerti bagaimana menghambat penularan virus ini. "Sehingga bangkai ayam yang tertular virus, hanya dibiarkan tidak dikubur," katanya.
Kasus flu burung ini muncul lagi di Banyuwangi setelah vakum selama 2008. Selama 2007, sedikitnya lima kecamatan menjadi endemi penularan Flu burung. Di antaranya, Kecamatan Kota Banyuwangi, Sempu, Rogojampi, Genteng dan Purwoharjo.
IKA NINGTYAS