TEMPO Interaktif, Makassar:Presiden Hankyong National University Korea, Prof. Dr. Choe Il-Shin mengungkapkan komitmennya untuk membantu Universitas Hasanuddin Unhas) untuk pengembangan biogas, "Karena kondisi iklim Indonesia yang tropis ini sangat cocok untuk pengembangan biogas," kata Choe di Unhas Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (3/2).
Dengan temperatur 37 derajad celsius, kata Choe, Indonesia sangat berprospek mengembangkan sumber energi biogas. Karena tersedianya banyak kotoran dan sampah yang dapat dijadikan bahan baku pengelolaan biogas.
Menurut Choe, agar energi biogas yang dihasilkan besar, maka sampah ini sebaiknya dicampur dengan kotoran sapi dan tulang ikan. Sementara potensi kerbau juga sudah ada yakni kerbau belang yang banyak ditemukan di kabupaten Tana Toraja, yang dapat dikembangkan Unhas melalui program yang difasilitasi yang dikenal dengan sebutan ’kerbau centre’.
Rektor Unhas Prof. Dr. dr Idrus A Paturusi mengatakan kerjasama Hankyong National University, Korea dengan berbagai pihak sudah sangat profesional, karena hubungan pelaksanaan riset, universitas dengan perusahaan industri sudah memadu. ”Kita juga akan menjalin hubungan sinergi seperti itu,” ujar Idrus.
Namun khusus pengembangan biogas, Unhas akan melibatkan Pemerintah Kota Makassar dan pihak industri didaerah ini. Kalau sampah yang diproduksi Kota Makassar 700 ton per hari itu dapat diolah kelak akan dapat menjadi biogas dan sumber energi serta pupuk bagi keperluan industri.
”Ini adalah proyek pertama yang dilakukan antara universitas di luar negeri dengan perguruan tinggi di Indonesia. Jika program ini berhasil, kelak akan menjadi proyek percontohan bagi kota-kota dan universitas menuju kota bersih, serta menjadi sara pembelajaran bagi mahasiswa,” kata Idrus.