Selain itu, pemangkasan suku bunga disebabkan pula oleh jatuhnya harga perumahan, dan meningkatnya pemutusan hubungan kerja, sehingga menimbulkan spekulasi bahwa Negeri Kanguru ini akan memasuki resesi untuk pertama kalinya sejak 1991.
Menurut sebelas ekonom dari 20 yang disurvei Bloomberg, Gubernur Bank Sentral Australia Glenn Stevens diprediksikan akan menurunkan suku bunga overnight hari ini sebesar 100 basis poin (bsp) menjadi 3,25 persen dari posisi sebelumnya 4,25 persen pada pukul 14:30 waktu Sydney. Sementara itu sembilan ekonom lain memperkirakan Bank Sentral Australia akan memangkas 75 basis poin.
Melambatnya ekonomi global membuat permintaan ekspor menurun, pengangguran meningkat, dan terjadinya kontraksi kredit, sehingga membuat tekanan terhadap penurunan suku bunga pinjaman juga meningkat.
Suku bunga acuan bank sentral Australia termasuk yang tertinggi diantara negara-negara maju lainnya seperti suku bunga The Fed atau Bank Sentral Amerika Serikat, yang sekarang hanya sebesar 0,25 persen, serta bank sentral Uni Eropa sebesar 2 persen.
“Tidak akan ada artinya bila pemangkasan hanya 50 basis poin,” ujar Matthew Hassan, ekonom senior dari Westpack Banking Corp., di Sydney. Dapat dibayangkan, seandainya suku bunga berada di level 2 persen diyakini akan membantu pertumbuhan ekonomi.
BLOOMBERG | VIVA B.K