Mulusnya musim influenza semakin menambah khawatir penyebaran flu burung dan artinya bagi kesiapan AS terhadap pendemi flu. Dari contoh-contoh yang dites sejak Oktober, hampir 100 persen virus H1N1 memperlihatkan resistensi terhadap Tamiflu.
Sebagai respon, Pusat Pengendalian dan Pengendalian Wabah mengeluarkan panduan bagi para dokter pada Desember. Dokter diinstruksikkan mengganti obat antiviral alternatif, Relenza, untuk menggantikan Tamiflu, atau menggabungkan dengan obat antiviral yang pernah dipakai Rimantadine, jika virus H5N1 menjangkiti sebuah komunitas.
“Ada beberapa orang dan saya termasuk di antara orang menganjurkan memperbanyak oseltamivir (nama kedokteran bagi Tamiflu) dan zanamivir (nama lain kedokteran Relenza),” kata Dr. Anne Moscone, dokter anak dan profesor mikrobiologi dan imunologi di Rumah Sakit New York-Prebysterian, Rabu (4/2).
Tamiflu dan Relenza pertama kali keluar di pasaran 10 tahun lalu.
LATIMES | BAGUS WIJANARKO