TEMPO Interaktif, Cianjur: Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Agung Laksono menilai kasus tewasnya Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sumatera Utara Abdul Aziz Angkat, yang diduga dipukuli massa unjuk rasa tak dipicu unsur suku ras dan antaragama atau Sara. Kasus ini juga bukan pula pertikaian antarpartai politik. "Anarkistis itu dipicu tidak ketidakpuasan masyarakat," kata Agung di Cianjur, Jawa Barat, tadi malam.
Agung menyesalkan kader Partai Golkar yang meninggal secara tragis itu. Menurut dia, masyarakat tidak semestinya berbuat demikian. Aksi massa dilatarbelakangi tuntutan pemekaran wilayah Provinsi Tapanuli yang terdiri dari beberapa kabupaten dan kota dan terpisah dengan Provinsi Sumatera Utara. "Masalah pemekaran wilayah sudah diatur dalam undang-undang. Jangan sampai aturan negara dikalahkan oleh tindakan anarkis," ujar Agung.
Ia menegaskan, aparat keamanan yang kurang sigap dalam mengamankan pejabat negara yang sedang menjalankan tugas. Abdul Azis ketika dipukuli sedang memimpin rapat di kantornya. Setelah mensekors rapat itulah Abdul digelandang ke ruang Fraksi Golkar DPRD Sumatera Utara. Di ruangan itu ia, menurut sejumlah saksi mata ditimpuki. Saat diselamatkan untuk dibawa ke luar ruangan Abdul Azis masih dikejar-kejar massa dan ditonjoki.
Agung meminta kepolisian tubtas mengusut perkara ini. "Kalau memang ada kesalahan dari pihak kepolisian, mereka juga harus bertanggung jawab. Kepala Polda Sumatera Utara dan Kepala Polisi Kota Medan paling bertanggung jawab," ujar Agung. Partai Golkar belum mengambil keputusan membentuk tim investigasi.
DEDEN ABDUL AZIZ