TEMPO Interaktif, Jakarta: Bagi maestro batik Indonesia, Iwan Tirta, kreasi memang tiada batas. Meski usianya telah senja, dia tak lelah terus bereksperimen dengan salah satu budaya bangsa, yaitu batik.
Setelah menghasilkan beragam mahakarya busana batik, kini keindahan corak batik Indonesia dituangkannya ke dalam peralatan makan keramik. Alhasil, sebuah karya seni yang indah, anggun, dan sarat unsur etnik pun tercipta.
Untuk kreasi terbarunya yang dituangkan dalam master piece dining set, Iwan mengusung dua corak batik yang cukup kondang di Tanah Air, yakni motif Modang Yogyakarta dan motif kupu-kupu Hokokai dari Pekalongan.
Motif Modang merupakan salah satu corak batik Keraton Yogyakarta. Motif ini dapat dijumpai pada ornamen hiasan tepi pada pakaian para bangsawan yang dikenal dengan sebutan Dodot. Berupa lidah api atau yang dikenal dengan istilah cemukiran. Bagi warga Keraton, motif Modang ini mengandung makna yang cukup tinggi, terkait dengan kesaktian dan semangat untuk mendapatkan apa yang diinginkannya.
Agar kreasinya tetap mengikuti perkembangan zaman, motif kedua yang dipilih Iwan untuk keramik peralatan makan, yakni motif kupu-kupu Hokokai dari Pekalongan. Dibandingkan dengan motif Modang, motif Hokokai ini lebih kaya warna. Hal ini karena pengaruh dari ragam hias dan warna pada pakaian kimono Jepang.
Dalam bahasa Jepang, Hokokai berarti Himpunan Kebaktian, dan mulai dikenal di Indonesia semasa pemerintahan Jepang era 1940-an. Hokokai merupakan bentuk penyesuaian para pengusaha batik kepada penguasa baru saat itu.
Iwan mengakui saat ini masih mengacu pada dua motif batik tersebut. Namun, ke depan dia akan mengembangkan motif-motif batik lainnya, yakni motif dari Solo dan Cirebon.
"Selama ini suvenir batik melulu pada kain. Tapi, kreasi batik keramik ini membuktikan bahwa batik juga bisa tampil lebih modern dan elegan," kata Iwan di sela-sela pembukaan pameran di Senayan City, Jakarta, Jumat dua pekan lalu.
Pria yang telah malang melintang di bidang batik ini mengaku prihatin dengan antusias warga Indonesia yang dinilai masih kurang terhadap budaya bangsa. Justru warga mancanegara yang lebih menghargai batik Tanah Air.
Lewat kreasi keramik ini, dia berharap batik akan semakin dihargai. Tidak hanya oleh masyarakat luar, tapi juga oleh warga Indonesia sendiri. "Bisa dijadikan suvenir yang elegan," ungkap Iwan dengan wajah optimistis.
Memang benar apa yang disampaikan sang maestro, peralatan makan keramik dengan desain batik-batik pilihannya terlihat menawan. Lihat saja piring, mangkuk, hingga cangkir berbahan keramik yang telah mendapat sentuhan lukisan batik akan menjadi peralatan bersantap yang terlihat sangat elegan dan wah menghiasi meja makan Anda.
Direktur Utama PT Pusaka Iwan Tirta Lydia K. Hendra, dalam kesempatan yang sama mengatakan koleksi dinner set Modang-Hokokai ini bisa dibilang cukup eksklusif. Selain karena dibuat secara khusus dalam edisi terbatas dan dipatenkan oleh sang maestro batik, koleksi ini juga sangat ramah lingkungan dan dapat didaur ulang. "Tambahan warna emas untuk tepi dan bagian belakang dining set menjadi keistimewaan tersendiri," ucap Lydia.
S. IKA SARI