TEMPO Interaktif, Kediri: Ketergantungan ekonomi masyarakat Kota Kediri, Jawa Timur, terhadap PT Gudang Garam sangat besar. Sebesar 70,21 persen perekonomian kota ini digerakkan oleh aktivitas perusahaan rokok, yang kantor pusatnya di tepi Sungai Brantas tersebut.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota Kediri Bambang Basuki Hanugerah mengatakan, kondisi ini sangat membahayakan kelangsungan ekonomi masyarakat. Sekecil apapun guncangan yang terjadi di tubuh PT Gudang Garam, memiliki dampak yang sangat besar bagi warga dan pemerintah daerah. “Penguatan ekonomi rentan terhadap gangguan eksternal,” kata Bambang Basuki kepada Tempo, Minggu (15/2).Ia menambahkan, dengan jumlah karyawan PT Gudang Garam yang mencapai 40 ribu lebih, perusahaan tersebut menjadi tumpuan lapangan pekerjaan masyarakat Kediri dan sekitarnya. Belum lagi mata rantai perekonomian yang ditimbulkan seperti keberadaan pasar tradisional dan jasa angkutan yang setiap hari digerakkan oleh aktivitas perusahaan ini.
Kontribusi tersebut, menurut Bambang, masih ditambah dengan pemasukan pajak bumi dan bangunan serta pengembalian cukai rokok yang diberikan PT Gudang Garam kepada birokrasi. “Tahun ini kami menerima pengembalian cukai sebesar Rp 41 miliar lebih,” kata Bambang.
Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, pemerintah Kota Kediri berusaha melakukan efisiensi dan perbaikan tata kelola kelembagaan ekonomi. Di antaranya melalui penguatan peran Usaha Mikro Kecil Menengah dalam struktur perekonomian kota.
Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Kota Kediri Harris Candra mengatakan, siap menggerakkan 16 ribu usaha mikro. Meski berskala kecil, sektor ini bisa menjadi tulang punggung perkonomian ke depan. Dia optimis ketergantungan terhadap PT Gudang Garam ini perlahan-lahan bisa dikurangi seiring pertumbuhan usaha kecil. “Kalau usaha kecil tumbuh, PT Gudang Garam tidak ada apa-apanya kelak,” kata Harris.
HARI TRI WASONO