Mereka hilang setelah perahu yang ditumpangi diterjang gelombang tinggi sekitar tiga meter pada Sabtu (14/2) malam sekitar pukul 20.00 malam. Sementara dua nelayan lainnya berhasil selamat, namun harus terkatung-katung lebih dari 16 jam di sekitar perairan timur Nusakambangan.
Empat nelayan yang hilang adalah Kusnadi, 35 tahun , Kepar, 30 tahun, Siman, 30 tahun, dan seorang nelayan lain belum diketahui identitasnya. Mereka hilang bersamaan dengan pecahnya perahu nelayan dengan nama Mega Jaya 2 di perairan Karangbolong, Kebumen. Sedangkan dua orang nelayan yang berhasil diselamatkan adalah Aprianto, 17 tahun, warga Cilacap, dan Irwan, 45 tahun, asal Pemalang.
Menurut Kepala Seksi Penjagaan dan Penyelamatan Laut dan Pantai Kantor Administratur Pelabuhan Cilacap Aher Priyatno, kecelakaan laut itu diketahui saat Kapal MT Soechi Chemical VII memberitahu kalau ada kecelakaan laut tepatnya sekitar empat mil dari Mercusuar Cimiring, Nusakambangan.
"Nahkoda kapal MT Soechi yang membawa 3.500 ton lub oil dari Cilacap tujuan Surabaya, FX Suhardi melaporkan ke Kepanduan kalau ada dua nelayan yang terapung-apung ke laut. Namun kapal tidak dapat menolong akibat cuaca buruk," kata Aher, Minggu (15/2).
Aher mengatakan dua nelayan berhasil diselamatkan oleh tim dari Adpel Cilacap dan dibantu nelayan. "Dua nelayan yang terapung-apung itu kita selamatkan dengan menumpangkan pada kapal tongkang TB Trans Power 2005 dan bersandar di PLTU Cilacap pada jam 12.00 siang," jelasnya.
Pihaknya meminta kepada para nelayan yang masih nekat melaut untuk berhati-hati karena gelombang masih tinggi dan angin bertiup kencang. "Gelombang dan angin di Samudra Hindia masih membahayakan bagi nelayan. Karena gelombangnya masih setinggi tiga meter," katanya.
ARIS ANDRIANTO