TEMPO Interaktif, Jakarta:Laut dangkal Indonesia saat ini dalam kondisi jenuh. Pasalnya kebanyakan nelayan mencari ikan di perairan dangkal.
"Semua nelayan berkompetisi di perairan yang sama. Akibatnya laut tak mampu menyejahterakan nelayan," kata Peneliti Madya Badan Penelitian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) Iwan Eka Setiawan dalam kunjungan ke Kapal Baruna Nusantara IV, Jakarta, Rabu (18/2).
Karena jenuh, Iwan menganggap perlu dicari potensi baru perikanan.
Apalagi, tambah Iwan, negara-negara produsen sekaligus konsumen ikan
dunia seperti Jepang dan Australia mulai beralih ke ikan laut dalam (ikan demersal). "Saat ini nelayan masih fokus pada ikan pelagis(ikan laut dangkal), padahal potensi penjulan ikan laut dalam cukup bagus," katanya.
Melalui pemetaan dan penelitian, BPPT telah mensurvei potensi ikan
laut dalam, terutama di barat Pulau Sumatera dan di Selatan Pulau Jawa.
Hasilnya, BPPT memrediksi potensi penangkapan ikan di selatan Pulau Jawa mencapai 45.562 ton/tahun, sedangkan potensi penangkapan di Barat Sumatera mencapai 8.293 ton/tahun.
REH ATEMALEM SUSANTI