Atas laporan tersebut, Dinas Pertanian dan Peternakan Buleleng melakukan peninjauan lapangan dan mengambil spesimen (bangkai ayam) untuk diperiksa di laboratorium. Hasilnya, kematian mendadak ayam-ayam tersebut positif karena flu burung (Avian influenza).
Desa Sumberkelampok berjarak hanya sekitar 10 kilometer dari pelabuhan Gilimanuk, pintu gerbang Bali yang paling ramai. Selain lalu lintas manusia, acap kali juga terjadi penyelundupan ayam lewat pelabuhan tersebut. Padahal Bali masih memberlakukan larangan lalu-lintas unggas masuk ke pulau tersebut.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng Drh. Wayan Tjarik menjelaskan, pihaknya telah melakukan eradikasi (pemusnahan) ayam-ayam di Sumberkelampok. Selain itu, lanjut Wayan, desa tersebut tertutup untuk lalu-lintas unggas, dan terhadap ayam yang masih sehat disarankan agar dikandangkan dan tidak dibiarkan liar. Selanjutnya petugas bersama dokter hewan akan mengawasi perkembangannya. Jika dalam dua pekan ke depan, kembali dilaporkan ada ayam-ayam mati mendadak, tindakan eradikasi yang lebih luas pasti akan dikeluarkan.
“Tapi kami optimis virusnya akan mati dalam dua minggu ke depan. Sebab tiap hari disemprot dengan disinfektan,” jelas Tjarik, Kamis (19/2).
MADE MUSTIKA