TEMPO Interaktif, Bojonegoro: Sekitar 450 rumah di lima kecamatan di Bojonegoro, Jawa Timur, tergenang banjir. Pemerintah Bojonegoro menetapkan siaga dua mengingat ketinggian air di Bengawan Solo mencapai 16,64 phiel schaal untuk Kecamatan Kota Bojonegoro atau status siaga dua banjir pada Selasa (24/2) pagi.
Ketinggian air di Bengawan Solo diperkirakan terus meningkat pada Selasa siang ini. Pasalnya, sejumlah anak sungai di selatan Kota Bojonegoro, permukaan airnya juga tinggi akibat hujan deras yaang turun semalam. Itu belum termasuk air yang berasal dari hulu Bengawan Solo.
“Bisa saja meningkat. Tapi kita lihat cuacanya,” tegas juru bicara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jonny Nurharyanto, pada Tempo, Selasa pagi
Di Kecamatan Kota Bojonegoro, ketinggian air yang masuk ke rumah-rumah penduduk, rata-rata sekitar satu meter. Seperti di Kelurahan Ledok Kulon, Ledokwetan, Banjarejo, Klangon dan sebagian di Jetak. Sebagian besar di perkampungan tersebut berlokasi di dalam tanggul atau di bantaran Bengawan Solo.
Banjir yang datang pada Selasa dini hari ini membuat masyarakat yang tinggal di bantaran Bengawan Solo, mengungsi. Sekitar 70 orang kini telah mengungsi di Gedung Serbaguna jalan KH Mas Mansyur, Bojonegoro. Sisanya, mereka telah membuat tenda-tenda darurat di atas tanggul. Tanggul sebelah utara Kota Bojonegoro, tepatnya di Ledok Kulon, memang menjadi langganan pengungsian.
Menurut Kepala Badan Kesatuan Bangsa Politik, Perlindungan Masyarakat, Bojonegoro Lukman Wafi, pihaknya telah menyiapkan sekitar 20 ribu kantong berisi pasir. Sebagian dari kantong itu kini telah didistribusikan ke masyarakat untuk menutup-pintu-pintu air atau. Pintu air sekitar 64 unit itu sebagian besar mengelilingi Kota Bojonegoro. “Siang ini kita tingkatkan pengawasan,” tegasnya. Dia juga menambahkan, telah menyiapkan dapur umum, dua unit perahu karet, berikut tenaga para medis untuk terjun ke lapangan.
SUJATMIKO