Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perjamuan Imajiner di Galeri Nasional

image-gnews
TEMPO/Dwianto Wibowo
TEMPO/Dwianto Wibowo
Iklan

TEMPO Interaktif, Jakarta: Ruang utama Galeri Nasional ditata bak sebuah perjamuan makan malam. Seluruhnya ada 20-an meja dan 80 kursi. Tiap meja dikelilingi empat kursi. Ruangan diterangi cahaya temaram merah. Di tengah terlihat bufet dengan tumpukan cangkir, piala, dan cawan.

Satu per satu tamu dipersilakan masuk. Terlihat kebanyakan tamu Italia dan Jerman. Duta Besar Italia untuk Indonesia Roberto Palmieri tampak di antara mereka. Beberapa tamu tampak sepuh. Mereka mengenakan pakaian resmi batik. Ada yang membawa anak-anaknya. Tamu-tamu itu duduk menghadap meja kosong.

Kemudian muncul secara berbaris Rochust Aust, Bosco Pohontsch, Didem Hitit, dan Florian Zwisler. Gabungan seniman Italia dan Jerman itu berlaku seolah pelayan dan musisi restoran. Rochust Aus meniup trompet. Bosco Pohontsch meniup kerang. Lalu muncul Fosco Perinti. Dia memerankan juru masak yang sableng. Ia menyapa para tamu dalam bahasa Italia. Ia berkeliling menghampiri meja satu per satu. Seolah menceritakan menu hari ini.

Inilah pertunjukan memperingati 100 tahun manifesto Futurisme. Pada 1909, penyair Italia, Filippo Marinetti, memproklamasikan manifesto Futurisme di harian Le Figaro, Prancis. Dia mencanangkan seni masa depan yang lebih dekat dengan kehidupan. Sebuah seni yang bertolak dari mesin-mesin sampai dunia masak-memasak. Menurut Rochust Aust, sutradara malam itu, pertunjukan-pertunjukan Marinetti saat itu sering membuat syok masyarakat.

"Futurisme membuka jalan bagi gerakan Fluxus di Jerman," katanya. Fluxus adalah gerakan seni publik yang radikal di Jerman. Pertunjukan malam itu mengambil ide binal Marinetti dalam dunia gastronomi.

"Marinetti saat itu mengkritik kebiasaan orang Italia makan pasta," kata Rochust. Marinetti sering mengadakan pesta futuristik. Salah satu ide aneh Marinetti adalah dia membayangkan kelak suatu hari musik dari radio bisa membuat kenyang orang. "Maka dari itu, kami malam ini tidak menghidangkan Anda sup atau kodok goreng, tapi musik," kata Rochust.

Malam itu, tiba-tiba ruangan dikurung rekaman derap langkah kaki. Para aktor berbaris. Mulut mereka meniup sempritan kertas yang bila ditiup bisa molor. Prit... prit.... Mereka membagikan piring ke setiap meja. Lalu berkeliling, seolah mencatat pesanan tamu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mereka membagi-bagikan pisau, garpu, sendok kecil, dan mangkuk kecil. Ada potongan kecil kertas merah, kuning, dan rempelas sebesar sachet kecil garam atau gula. Mereka mempersilakan para tamu untuk secara imajiner menikmati makanan dari Kota Novara, Italia. Bersamaan dengan itu, ada suara dentingan garpu dari bawah meja. Sebagian meja ternyata ditempeli loudspeaker kecil.

Tiba-tiba terdengar suara musik opera. Para aktor itu berhenti melayani tamu dan mematung dalam posisi masing-masing. Ada yang mematung dalam posisi mengangkat pisau dan ada yang dalam posisi menuangkan gelas. Saat terdengar rekaman deru suara pesawat, para "waiter" itu bergerak kembali dan meminta tamu-tamu menutup kuping. Lalu sang juru masak menghampiri tiap meja tamu. Ia membacakan kalimat dalam bahasa Indonesia: "Keajaiban ini mungkin tidak dimengerti oleh Marconi. Gelombang-gelombang nutrisi masuk diperluas melalui radio".

Marconi yang dimaksud adalah Guglielmo Marconi, penemu radio asal Bologna, Italia. Tiba-tiba terdengar rekaman deram dan derak suara yang dahsyat. Dan kita melihat sebagian meja tamu agak bergetar sendiri. Sendok-sendok dan mangkuk-mangkuk bergoyang sendiri.

Puncaknya, "sang juru masak" dan "waiter"-nya itu menyerakkan piring-piring di meja para tamu hingga piring-piring logam itu jatuh berkelontangan. Mereka lalu berbaring di meja. Mereka seolah menghidangkan tubuh mereka sendiri. Di depan tamu, mereka seolah-olah mengiris-iris bagian tubuh. Ada yang mengiris-iris leher dan paha.

Marinetti, pada tahun 1900-an, sering ditangkap polisi atas pertunjukan-pertunjukannya. Pentas bertajuk Ristorante Santo Food Turismo di Jakarta malam itu tak begitu mengejutkan. Menurut Rochus Aust, sang sutradara, tujuan pementasannya bukan untuk membuat syok pengunjung, tapi untuk membuat situasi lucu yang menyenangkan.

Gerakan Fluxus di Jerman pun, menurut dia, sekarang lebih mengarah ke entertainment. Sebab, apa yang mengejutkan di masa lalu, sekarang telah menjadi hal biasa. Apalagi parameter mengejutkan relatif. "Telanjang di publik di Indonesia bisa mengejutkan, tapi di Jerman sudah tak digubris," katanya.

SENO JOKO SUYONO
Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

48 hari lalu

Gapura Joyland Festival Bali 2024 di Peninsula Island, Nusa Dua Bali pada Jumat, 1 Maret 2024. TEMPO/Intan Setiawanty,
Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.


Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Aktor Butet Kertaredjasa melakukan pertunjukan seni teater yang digabungkan dengan seni musik dan seni tari dengan lakon
Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta


Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar, Ganjar Pranowo - Mahfud MD, dan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka
Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.


Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Akmal Nasery Basral. ANTARA
Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.


Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Ilustrasi Polisi Indonesia. Getty Images
Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.


Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Domba peserta kontes Domba Catwalk di Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat, 21 Februari 2015. Acara tersebut untuk mempromosikan Domba Garut sekaligus kawasan wisata Situ Bagendit. TEMPO/Prima Mulia
Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.


WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

Pertunjukan seni teater
WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.


Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

20 Januari 2023

Karya gambar berjudul
Seniman dan Guru di Bandung ini Gelar Pameran Tunggal Gambar Berjudul Dunia

Dede Wahyudin, memajang 67 gambar ukuran kecil dan empat berukuran besar yang dominan berwarna hitam putih dalam pameran tunggal itu.


Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

17 November 2022

Jadi Ketum LASQI, Gus Jazil Bertekad Gairahkan Kesenian Islami

Kesenian Islam di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa besar


Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

27 Oktober 2022

Pemain teater Syahid berperan dalam teater bertajuk
Masyarakat Kesenian Jakarta Minta Rencana Acara Musyawarah Versi DKJ Dihentikan

Masyarakat Kesenian Jakarta (MKJ) menilai musyawarah yang akan dilakukan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) tidak sesuai dengan Pergub DKI