Menurut H. Masniom, 63 tahun, warga Gang Danau RT 1/ RW 8, Kelurahan Cirendeu, Kecamatan Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, mereka mendapat informasi dari penjaga tanggul bahwa tanggul sudah retak pada Kamis sore. Penjaga tanggul juga meminta warga siap siaga jika tanggul jebol.
"Pada saat pengumuman itu ada polisi perempuan yang tinggal tepat di bawah empang sudah pindah duluan. Tapi yang lain-lain tidak," ujar Masniom di dekat lokasi tanggul jebol, Jumat (27/3).
Masniom mengatakan bahwa saat azan subuh belum selesai, Jumat (27/3), ada teriakan dari warga bahwa air dari tanggul sudah mengalir dan menjebolkan jembatan yang menghubungkan antara Kelurahan Cirendeu dan Kelurahan Rempoa. Warga di sekitar tanggul pun langsung mengungsi.
Masniom mengaku sempat melihat seorang penjaga warung rokok milik Maemunah yang terseret arus dan meminta tolong. Penjaga warung tersebut berhasil diselamatkan. Akan tetapi, istri sang penjaga warung yang hamil enam bulan tidak berhasil diselamatkan.
"Katanya sih ada 23 orang yang belum ketemu dan ada satu keluarga beranggotakan lima orang hilang semua," ujar Masniom.
Sementara itu, Atikah, sekitar 30 tahun, mengaku mendapat pemberitahuan dari warga sekitar 02.30 WIB untuk mewaspadai jebolnya tanggul. "Tanggul sudah mau jebol karena tanah-tanah untuk pijakan tanggul sudah merosot," ujar ibu tiga anak tersebut.
Saat mendapat pemberitahuan dari warga, Atikah sempat melihat bahwa air bocor dari tanggul belum begitu deras. Karena itu, ia kembali ke rumah. Akan tetapi, ketika azan Subuh berkumandang, suami Atikah berteriak meminta Atikah untuk keluar dari rumah dan mengungsi.
"Pada saat air deras itu, tiang-tiang listrik roboh... Kami ketakutan," ujar Atikah.
ISTIQOMATUL HAYATI