"Kami masih diskusi soal itu," ujar Manager Media Relations Shell Indonesia Fathia Syarif ketika dihubungi, di Jakarta, Sabtu (28/3).
Ia mengatakan selama ini Shell memenuhi kebutuhan solarnya dengan cara impor. "Kami impor karena produksi domestik kurang daripada permintannya," katanya.
Namun, ia enggan menjelaskan berapa volume dan harga yang diminta oleh Shell. "Kalau soal angka, saya belum boleh bicara," ujar Fathia.
Dalam siaran pers Jumat (27/3) kemarin, Direktur Jenderal Migas Evita Legowo meminta agar setiap badan usaha tidak melakukan impor solar mulai Mei 2009. Sebagai gantinya, badan usaha harus menyerap kelebihan solar Pertamina sekitar 400 ribu kilo liter dengan harga tidak lebih dari harga impor.
SORTA TOBING