Kerusakan terparah terjadi di Dusun Besuki, Desa Jugo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri yang mencapai lebih dari dua kilometer. Hampir seluruh lapisan aspal di kawasan itu mengelupas hingga menyisakan lubang yang cukup besar. Praktis tidak ada sedikitpun badan jalan seluas lima meter ini yang bisa dilalui sepeda motor.
Kondisi ini diperparah dengan tergerusnya lapisan tanah di sekitar aspal akibat aliran air yang meluncur dari puncak gunung Wilis. Tidak adanya drainase di kanan kiri jalan membuat air meluncur bebas dan menggenangi badan jalan. Hal ini semakin memperpendek usia jalan yang dibangun Bupati Sutrisno beberapa tahun lalu.
Muji Santoso, salah seorang warga di Desa Jugo mengaku sangat kesulitan untuk beraktivitas sehari-hari. Sebagai pedagang makanan, dia harus menggunakan akses jalan itu setiap hari. Demikian pula dengan ratusan warga lainnya yang bermukim di kawasan itu.
“Kami terpaksa menanam pohon pisang di badan jalan untuk menandai lokasi yang rusak,” kata Muji kepada Tempo, Minggu (29/3).
Menurut Muji, tak sedikit pengendara sepeda motor yang terjatuh di jalan itu. Terlebih jalan tersebut merupakan akses menuju tempat wisata alam unggulan Kabupaten Kediri.. Selain itu, pemerintah juga berencana menjadikan jalan tersebut sebagai akses tembus menuju Ponorogo.
“Banyak sudah rumah warga yang dirobohkan saat pembangunan jalan ini. Mengapa sekarang tidak dirawat,” protes Muji.
Juru bicara Pemerintah Kabupaten Kediri Eko Setiyono berjanji akan melaporkan kerusakan tersebut kepada Dinas Prasarana Wilayah setempat. Dia berdalih kerusakan tersebut bukan akibat minimnya perawatan. Lokasi kawasan yang rawan longsor menjadi salah satu penyebab kerusakan ini. “Itu kan memang daerah rawan bencana,” katanya.
HARI TRI WASONO