"Jadi secara umum keuangan mereka tak terganggu dampak krisis global," kata Direktur Kredit Usaha Kecil dan Menengah PT Bank Rakyat Indonesia Sulaeman Arif Arianto, dalam paparan kinerja 2008 di Gedung BRI Jakarta, Selasa (31/3).
Selain itu, kata dia, sebagian kredit juga difokuskan pada agribisnis dengan pola kemitraan antara korporasi dan usaha kecil menengah. Lewat strategi ini kedua jenis nasabah kredit ini bisa saling menopang.
Meski demikian, Sulaeman mengatakan, monitoring terhadap nasabah tetap dilakukan. Perseroan mentargetkan tahun ini seluruh unit cabang Bank Rakyat Indonesia akan terintegrasi untuk memudahkan pemantauan kondisi keuangan nasabah di daerah. "Kami juga akan membangun minimal 100 unit baru untuk menjaring potensi nasabah," ujarnya.
Direktur Bisnis Umum PT BRI Sudaryanto Sudargo mengatakan, dampak penurunan ekspor juga tidak akan mengancam kinerja kredit perseroan. Pasalnya, berdasarkan hasil monitoring sementara, nasabah-nasabah yang berorientasi ekspor seperti perusahaan tekstil dan kelapa sawit ternyata justru mengalami peningkatan ekspor. "Mungkin ada yang terkena dampak global, tapi menengah jadi tak mengancam kredit seret," katanya.
Hingga akhir 2008 penyaluran kredit perseroan mencapai Rp 161,06 triliun atau tumbuh 41,46 persen dari posisi akhir 2007 sebesar Rp 113,85 triliun. Rasio kredit seret tercatat sebesar 2,8 persen (gross), turun dari posisi 2007 sebesar 3,44 persen.
AGOENG WIJAYA