TEMPO Interaktif, Brebes: Kepolisian Resort Brebes menangkap 5 orang komplotan pekerja bongkar muat yang biasa mengurangi beras untuk warga miskin (Raskin) di gudang Bulog Brebes.
Selain menangkap komplotan yang biasanya disebut 'tikus raskin', polisi juga mengamankan barang bukti berupa sebuah truk dan 2,5 kwintal beras hasil curian mereka.
“Mereka tergolong profesional, yakni mampu mengelabui petugas yang mengontrol, “ kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal, Kepolisian Resort Brebes, AKP Sugeng.
Kelima tersangka tersebut berinisial, SD 32 tahun, WT 26 tahun, RU 26 tahun, SD 30 tahun dan RK 15 tahun. Mereka adalah supir pengangkut beras dan pekerja bongkar muat yang biasa mendistribusikan beras dari gudang Bulog di Cimohong, kecamatan Bulakamba Brebes.
Menurut Sugeng, penangkapan oknum pekerja ini berdasarkan informasi masyarakat yang curiga pada nilai beras yang selalau tak sesuai dengan catatan dari gudang Bulog.
Dengan begitu polisi langsung mengintai dan mempelajari sistem operasional kejahatan mereka di lapangan, hingga kemudian melakukan penangkapan.
“Kami menangkap mereka saat perjalanan dari gudang Bulog Cimohong menuju desa Bojongsari kecamatan Losari,” Sugeng menjelaskan.
Modus kejahatan yang mereka lakukan adalah mengurangi beras dalam kantong dengan cara membobol kemasan, saat beras berada diatas truk dan disedang di perjalanan menuju daerah pengiriman. Rata-rata rata mereka mampu mengurangi isi beras sebanyak 2 kg per karung berukuran 1 kwintal beras.
Salah seorang tersangka, WT, mengaku modus itu ia lakukan karena upah pembongkaran dinilai sangat minim yakni Rp 4 ribu per ton.
“(upah) Itu kurang, karena setiap hari hanya mengirim beras rata-rata delapan ton,” WT menjelaskan.
Menurut dia, beras hasil curianya biasa dijual kepada pedagang beras di sejumlah pasar yang dilewati dengan harga Rp 3.500 per kilogram, kemudian hasilnya dibagi rata dengan temen-temanya.
EDI FAISOL