“Para pengusaha Libya sangat antusias untuk melakukan bisnis dengan pengusaha indoensia dan berinvestasi di Indonesia,” ujar Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu yang sedang mengadakan kunjungan kerja ke Libya dalam siaran pers yang diterima, Senin (6/4).
Saat ini investasi salah satu negara yang terletak di Afrika Utara itu di Indonesia sebanyak tiga proyek dengan nilai sebesar US$ 2,7 juta pada sektor industri karet dan plastik, perdagangan dan reparasi, dan jasa lainnya.
Dalam kunjungan kerja ke Libya pada 1 hingga 5 April lalu, Departemen Perdagangan juga mengandeng 12 perusahaan Indonesia untuk menawarkan berbagai produk barang dan jasa di sana. “Kunjungan kerja kali ini sangat strategis. Libya mengalami pertumbuhan ekonomi cukup tinggi di krisis global,” tambah Mari.
Pertumbuhan ekonomi Libya diperkirakan dapat mencapai 6 sampai 8 persen dengan penghasilan terbesar dari minyak. Pemerintah Libya juga merencanakan membangun infrastruktur senilai US$ 20 miliar tiap tahunnya. “Itu sebabnya kami membawa pengusaha dan investor untuk melakukan bisnis dengan Libya,” katanya lagi.
Ke-12 perusahaan yang turut hadir antara lain berasal dari sektor konstruksi, mobil pemadam kebakaran, produk konstruksi baja, furnitur kayu dan rotan, kertas khusus untuk surat-surat berharga, dan produk konstruksi.
“Tawaran dan kesempatan yang ditawarkan oleh pihak Libya terkait dengan investasi cukup besar namun belum dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh Indonesia,” ujar Mari.
VENNIE MELYANI