TEMPO Interaktif, Yogyakarta: Kawula muda Yogyakarta begitu antusias terhadap produk pakaian dan aksesori. Industri kreatif berupa kaos, jaket, sepatu, tas, dan topi mendominasi pameran clothing dan distro (distribution outlet) di Jogja Expo Center. "Target kami Rp 5 miliar dalam pameran selama tiga hari ini," tutur Ade Andriansyah, sekretaris Kreatif Independent Clothing Community, kemarin.
Ia menjelaskan, pengunjung pameran yang dibuka pada Jumat pekan lalu rata-rata 16 ribu orang per hari. Mereka harus merogoh kocek Rp 5.000 untuk sekali masuk. Pengunjung membludak pada malam Minggu dan Minggu. Ade optimistis, target 60 ribu pengunjung akan terlampaui.
Menurut Ade, dari pengalaman pada pameran tahun silam, omzet keseluruhan mencapai Rp 5 miliar. Sedangkan jumlah peserta pameran mencapai 97 dan jumlah pengunjung 64 ribu orang. Dalam pameran tersebut ada 160 produsen clothing dan distro yang ikut serta dengan menawarkan berbagai macam produk. "Di antara mereka, banyak terkenal seperti Slackers, Screamous, Invictus Dloop, dan lain-lain. Bagi kalangan muda, merek tersebut menjadi kebanggaan," tutur Ade.
Harga barang beragam. Kaos dijual Rp 75 ribu hingga Rp 200 ribu. Sedangkan sepatu dari Rp 150 ribu hingga Rp 400 ribu. Penggemar aksesori juga dimanjakan oleh tersedianya berbagai produk. "Kawula muda di Yogya rata-rata mahasiswa. Kami menyediakan kebutuhan mereka," ujarnya.
Menurut Joseph Siddi, koordinator Kreatif Independent Clothing Community, untuk mengikuti pameran, ada seleksi peserta. Perusahaan yang ikut pameran harus eksis minimal empat tahun. Selain itu, bagi perusahaan tersebut, mengikuti pameran tidak sekadar untuk jualan, tapi lebih ke sikap menjaga orisinalitas.
Ade menambahkan, industri kreatif berbasis industri lokal dan komunitas tersebut bisa menyerap banyak tenaga kerja dan mengangkat ekonomi kreatif kawula muda. "Sampai saat ini, jumlah clothing dan distro di Indonesia mencapai 1.000 buah dan tersebar di 94 kota," kata Ade.
MUH SYAIFULLAH