TEMPO Interaktif, Jakarta: Pemerintah baru siap menjalankan ekspor beras 54 ribu ton dari kuota rencana ekspor tahun ini sebesar 100 ribu ton. Deputi Menteri Koordinator Perekonomian bidang Pertanian dan Kelautan Bayu Krisnamurthi mengatakan, ekspor akan dijalankan 9 perusahaan swasta. Izin pengapalan diberikan hingga akhir Juni 2009.
“Jika tidak dilakukan, maka eskpor otomatis batal,” katanya usai rapat koordinasi ketahanan pangan di Departemen Keuangan, Selasa (21/4).
Bayu tak bisa memaparkan 9 perusahaan pengekspor yang dimaksud, tapi salah satunya pelaksananya adalah Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog). Dia mengakui kesembilan perusahaan itu hingga saat ini belum memperoleh izin dari Departemen Perdagangan. Namun dia yakin perizinan akan segera diperoleh dalam beberapa hari ke depan.
Bayu menjelaskan, ekspor akan dilakukan dengan kontainer. Ekspor dikemas dalam satuan kemasan kecil karena beras yang diekspor merupakan beras premium dengan harga pada kisaran Rp 10 ribu hingga Rp 30 ribu per kilogram. Jenis beras bermacam-macam yang sebagian besar merupakan produksi Pulau Jawa. ”Kami memang mengaturnya sedemikian agar terkendali,” ujarnya.
Akhir tahun lalu pemerintah menjajaki kemungkinan ekspor beras pada 2009 menyusul tercapainya swasembada dan surplus produksi beras dalam negeri. Hingga pekan ini, kemampuan produksi beras dalam negeri mencapai 1,4 juta ton, atau tertinggi dalam 10 tahun terakhir untuk periode triwulan pertama.
AGOENG WIJAYA