TEMPO Interaktif, Cilacap: Nelayan Cilacap meminta tongkang batubara yang terdampar di Pantai Bunton Cilacap segera disingkirkan. Mereka takut, tumpahan batubara dari tongkang tersebut bisa mempengaruhi tangkapan nelayan.
“Kalau tidak segera ditarik bisa mencemari laut,” kata Ketua II Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Cilacap Indon Cahyono, Kamis (23/4). Indon mengatakan, lokasi terdamparnya tongkang berada di tempat biasanya menangkap ikan. Jaraknya hanya sekitar 20 meter dari bibir pantai.
Menurut Kepala Seksi Penjagaan dan Penyelamatan Kesatuan Pelaksana Pengamanan Laut dan Pantai (KPLP) Kantor Administratur Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap Aher Priyatno, kapal tongkang tersebut mengangkut 8.000 ton batubara. “Kapal tongkang TB SM Karya itu terdampar setelah talinya terputus dari kapal penariknya saat antre masuk ke PLTU Cilacap,” kata Aher.
Pihaknya, kata Aher, secepatnya mengirim kapal-kapal penarik untuk membawa tongkang ke tengah. “Proses evakuasi baru kita rencanakan, dan bakal mengerahkan sekitar dua sampai tiga kapal tugboat. Beruntung, angin membawanya ke arah pantai dan tidak ke kapal-kapal tanker yang juga berjajar di sebelah timur Pulau Nusakambangan,”ujarnya.
Dengan peristiwa ini, katanya, antrean tongkang akan dievaluasi, jangan sampai terlalu dekat dengan kapal tanker yang bakal merapat ke Dermaga Pertamina UP IV Cilacap. “Kita akan evaluasi terhadap antrean kapal tongkang di wilayah itu, sehingga kalau ada kejadian terputusnya tali semacam itu, kapal tongkangnya tidak mendekati tanker, karena dampaknya akan berbahaya,” tambahnya.
Sementara Manajer Teknik PLTU Cilacap Sutikno mengatakan kurang tahu persis terhadap peristiwa itu. “Urusannya PLTU Cilacap hanya ketika tongkang masuk ke dermaga dan memasok batubara. Kalau soal teknis semacam itu, kita tidak tahu menahu,” ujarnya.
ARIS ANDRIANTO