"Dua institusi itu yang sedang babak-belur ditimpa krisis," ujar Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Mirza Adityaswara dalam acara Tinjauan dan Prospek Makro Ekonomi dan Pasar Modal 2009 di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, Kamis (23/4).
Dalam kondisi perekonomian yang masih suram, aliran dana dari bank dan pasar saham tahun ini tak akan selancar dulu. Selain itu, kata dia, pemerintahan negara-negara yang tergabung dalam G-20 juga telah menyepakati pengaturan dana bakal diperketat, sehingga keran kredit diramalkan masih seret sepanjang tahun.
Ia memperkirakan, selama tiga tahun mendatang harga komoditas akan bergerak di kisaran harga normal pada tahun 2006. "Kecuali harga emas, yang tetap tinggi dan dijadikan instrumen investasi andalan selama orang masih mengkhawatirkan masa depan perekonomian," tuturnya. Pekan lalu, emas masih bertengger di harga US$ 897 per metrik ton.
Adapun harga komoditas lainnya dipandang mulai stabil dan mendekati harga rata-rata selama delapan tahun terakhir. Harga batu bara yang sempat melonjak ke US$ 133,5 per short ton pada Juni 2008, tapi 14 April tercatat US$ 46,5, tak jauh dari rata-rata US$ 41,63.
Minyak sawit mentah yang pernah meroket ke US$ 1395 per metrik ton pada Maret 2008, pekan lalu menjadi US$ 650, sementara reratanya US$ 534. Minyak bumi mentah yang dulu melesat ke US$ 145,29 per barel pada Maret 2008 kini berada pada posisi US$ 49,39 sedangkan harga rata-ratanya US$ 53,58.
BUNGA MANGGIASIH