TEMPO Interaktif, Pekanbaru: Kapal ikan yang mengangkut 55 orang penumpang tengelam di jalur pelayaran Bengkalis Dumai, Riau. Tim SAR berhasil menemukan 33 penumpang selamat, 8 korban tewas dan 4 lainnya masih dalam pencarian.
“Empat korban lainnya belum ditemukan. Sementara 33 penumpang yang selamat dan 8 korban yang tewas kini tengah dievakuasi, “ ujar Kepala Kesatuan Pelaksana Pengamanan Pelabuhan (KP3) Polres Kota dumai Ajun Komisaris Polisi Saharuddin, Minggu (26/4) di Dumai.
Menurut Saharuddin, kapal naas itu tenggelam di sekitar perairan perbatasan Dumai - Bengkalis pada Sabtu sore (24/4) kemarin. Kapal jenis pompong tanpa nama lambung itu, berangkat sekitar pukul 15.00 WIb dari Bengkalis menuju Dumai. Namun setelah lebih dari satu jam berlayar, kapal sarat penumpang itu diterjang badai, oleng dan tenggelam. “Keterangan yang kita peroleh dari penumpang yang selamat menyebut, badai telah menerjang kapal dan air tiba tiba masuk. Kejadiannya begitu cepat, “ ujar AKP Saharuddin kepada Tempo.
Masih menurut Saharuddin, 55 orang penumpang, yang umumnya wanita dan anak anak itu, seluruhnya merupakan warga desa Mundam Medang Kampar Dumai. Rombongan itu, dengan mencarter kapal ikan naas itu, baru saja mengunjungi perhelatan di Bengkalis. AKP Saharuddin menyebut, dari keterangan penumpang yang selamat, diketahui mesin kapal ikan naas itu sempat mogok dan tidak mampu melawan ombak.
“Muatan sarat penumpang, diperkirakan menjadi penyebab utama kapal tenggelam. Kapal ikan jenis pompong seperti itu, maksimal biasanya hanya mampu mengangkut
sekitar 20 orang, “ kata Saharuddin.
Delapan korban yang tewas dalam musibah itu, masing masing Yeni (2 tahun), Intan (4),Maimunah (72), Yanti (24), Astuti (24) dan Nurimah (35), Azali Suryani (21), dan lurah Desa Mundam Sulaiman (50 tahun). Tim SAR yang terdiri dari Pol Airud, KP3 dan Pangkalan AL Dumai, tengah mengerahkan 17 kapal untuk mencari penumpang yang masih belum ditemukan. Tingginya gelombang dan arus laut yang kuat di perairan Malaka, menyulitkan regu penyelamat.
Sementara itu, pihak administrasi pelabuhan Dumai menyebut kapal naas itu, berangkat tidak melalui pelabuhan Dumai dan tidak melaporkan keberangkatannya ke pihak pengelola pelayaran Dumai. Menurut Kepala Seksi Kepelabuhan Kapten Purgana,
kapal diduga berangkat dari pelabuhan rakyat (pantai) tanpa mengikuti prosedur pelayaran. Dari keterangan yangdidapat, menurut Purnaga, diketahui kapal naas itu jenis pompong tanpa nama lambung dan merupakan kapal penangkap ikan.
“Pihak Syahbandar baru mendapat kabar beberapa jam setelah kejadian. Kita sudah sosialisasikan agar semua keberangkatan kapal hendaknya melapor ke Syahbandar, “ kata Purgana.
JUPERNALIS SAMOSIR