Lazimnya bank milik negara menyisihkan 50 persen laba bersihnya untuk dividen. Tahun lalu, Mandiri bahkan membagikan dividen Rp 3,9 triliun atau sekitar 90 persen dari laba bersihnya.
Namun krisis finansial menyebabkan negara membolehkan perusahaan bank dan asuransi pelat merah mengurangi persentase dividennya. Pasalnya, seperti dikatakan Agus, institusi keuangan membutuhkan modal lebih kuat untuk bertahan di tengah kondisi perekonomian global yang masih suram.
Pada 2008, laba bersih Mandiri naik 22,3 persen menjadi Rp 5,3 triliun, jumlah terbesar sepanjang sejarah bank tersebut. "Tapi tahun ini kami harus mewaspadai kondisi seperti kemungkinan laba bersih perseroan yang turun," tuturnya.
BUNGA MANGGIASIH