Ia berpendapat, bank akan lebih terdorong untuk menyesuaikan suku bunga kredit untuk sektor riil. Dengan begitu, roda dunia usaha bisa bergerak lebih lancar di tengah krisis finansial. Menurut Ryan, keputusan bank sentral tersebut didorong oleh membaiknya perekonomian lokal dan global. Indeks harga saham gabungan membaik, nilai rupiah menguat, harga minyak stabil di level US$ 48 per barel.
Selain itu nilai impor berkurang, sementara panen raya sukses dan bencana besar tak mampir lagi. Ia berpendapat, tak heran jika di bulan April perekonomian mencatatkan deflasi 0,3 persen. Ryan menambahkan, "Apabila di bulan berikutnya ekspektasi inflasi tetap rendah, maka besar peluang BI Rate akan stabil di kisaran tujuh persen di akhir 2009."
Penurunan tingkat suku bunga juga dianggap berdampak positif bagi bank syariah. "Dana pihak ketiga akan naik, sehingga alokasi pembiayaan syariah bakal lebih baik," tutur Direktur Layanan Bisnis Karim Business Consulting Soewardi Yusuf. Ujungnya, pendapatan dan laba bank syariah akan ikut terkerek.
Ia mengemukakan, sepanjang suku bunga acuan di bawah sepuluh persen, pembiayaan syariah akan lebih menarik dibanding pembiayaan bank konvensional. Jika lebih dari itu, bank syariah akan kesulitan menghitung standar bagi hasilnya.
BUNGA MANGGIASIH