TEMPO Interaktif, manado: Polisi membubarkan paksa aksi unjuk rasa nelayan tradisional se-Asia Tenggara anti WOC (World Ocean Conference) yang berlangsung di pantai Malalayang, Manado, Senin (11/5). Dalam aksinya nelayan tradisional mendesak agar dalam perhelatan World Ocean Confrence di Manado, tidak menghasilkan keputusan yang menggusur nelayan dan menenggelamkan keadilan iklim.
Namun aksi yang berjalan damai itu tiba – tiba saja dibubarkan secara paksa oleh puluhan aparat kepolisian setempat. Akibatnya, Direktur Eksekutif Nasional Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Berry Nahdian Furqon, dan juga Erwin Usman, Kepala Departemen Regional Walhi, ditangkap aparat kepolisian setempat yang dipimpin oleh Direktur Intel Polisi Daerah Manado, Komisaris Besar, Dani Gapril.
Bahkan ketegangan sempat terjadi lagi ketika polisi menanyakan indentitas warga Fhilipina, Thailand, Kamboja, dan juga Vietnam yang ikut dalam aksi unjuk rasa itu. “Sebelumnya tindakan represif aparat keamanan juga telah dilakukan ketika kami menggelar work shop di Hotel Kolongan Beach, Malalayang, Manado,” kata Yahya La Ode, ketua Walhi Sulawesi Utara.
Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian setempat atas penangkapan kedua aktivis lingkungan tersebut.
CHRISTOPEL PAINO