Asisten Komisaris Polisi untuk kawasan sebelah utara Papua Nugini, Giossi Labi, mengatakan kepada surat kabar Post Courier bahwa penyelidik telah memiliki barang bukti yang cukup untuk menetapkan Namah sebagai tersangka. Namah sendiri pernah menjadi anggota pasukan pertahanan di Papua Nugini.
Pasukan perbatasan yang diprakarsai Namah dibentuk untuk menindak pelanggaran hukum di kawasannya. Namun, pasukan tersebut dikabarkan memicu kekacauan.
"Kami telah menyiapkan laporan lengkap ke Komisaris (Polisi Gari) Baki. Akan tetapi, ia masih menunggu pendapat dari bagian hukum sebelum menahan dan menuntut sang menteri," ujar Labi seperti dikutip The Age, Kamis (14/5).
Namah, yang dikabarkan mendapat perlindungan militer, bersembunyi di Kota Vanimo setelah polisi lokal melepaskan tembakan peringatan kepada pasukan perbatasan pada Januari lalu. Vanimo merupakan kota di perbatasan dengan Indonesia.
Insiden tersebut merupakan puncak ketegangan yang telah terjadi selama beberapa pekan di Provinsi West Sepik, Papua Nugini. Ketegangan dipicu pembentukan pasukan perbatasan.
Baca Juga:
Sebelumnya, Namah menepis kritik terkait pasukan perbatasan yang dibentuknya. "Ini merupakan ide biasa untuk menegakkan hukum," ujar Namah dalam iklan penuh di surat kabar.
"Aktivitas ilegal seperti perdagangan barang selundupan, penyelundupan senjata, perdagangan obat-obatan terlarang, bahkan perdagangan manusia terjadi," lanjut Namah. "Pasukan (perbatasan) melakukan tugas yang bagus."
THE AGE| KODRAT SETIAWAN