Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan, mengatakan, pada triwulan pertama 2009 konsumsi masyarakat mencapai Rp 808,4 triliun atau 62,2 persen dari total produk domestik bruto Rp 1.300,3 triliun.
Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, maka komponen konsumsi masyarakat juga masih mencatat hasil positif dengan pertumbuhan 5,8 persen. Menurut dia, data itu menunjukkan pasar dalam negeri masih terjaga sehingga daya tahan perekonomian pun masih bisa tumbuh positif di tengah krisis global.
Pada sisi lain, hiruk pikuk ranah politik nasional belakangan ini ternyata juga tak berpengaruh signifikan pada perekonomian karena masyarakat produsen dan konsumen masih menjalankan aktivitas ekonomi. “Karena kalau tidak berjalan pasti perekonomian akan terganggu,” katanya dalam jumpa pers di kantor Badan Pusat Statistik, Jakarta, Jumat (15/4).
Dia merinci, pertumbuhan ekonomi triwulan pertama 2009 juga didorong komponen pengeluaran konsumsi pemerintah yang mencapai Rp 99,9 triliun atau 7,7 persen dari produk domestik bruto. Jika dibandingkan triwulan pertama tahun lalu, konsumsi pemerintah tumbuh 19,2 persen.
Dari komponen investasi, pembentukan modal tetap bruto pada triwulan pertama 209 mencapai Rp 395 triliun atau tumbuh 3,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Adapun komponen ekspor dan impor justru mencatat hasil negatif dengan pertumbuhan minus 19,1 persen dan minus 18,6 persen. “Situasi pelambatan ekonomi global pasti berdampak ke Indonesia,” katanya.
AGOENG WIJAYA