Kepala Badan Pusat Statistik Rusman Heriawan mengatakan, tingkat pengangguran terbuka pada akhir Februari 2009 mencapai 9,26 juta orang atau 8,14 persen dari total angkatan kerja sebanyak 113,74 juta orang.
Jika dibandingkan dengan data Februari 2008, maka tercatat penurunan jumlah pengangguran sebanyak 170 ribu orang. “Pada umumnya ini masih normal, ancaman pemutusan hubungan kerja besar-besaran tidak terjadi,” katanya dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat (15/5).
Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, hingga Februari 2009, penduduk yang bekerja bertambah sebanyak 2,44 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tambahan lapangan pekerjaan terbesar berasal dari sektor perdagangan yang naik 1,16 juta orang.
Adapun sektor yang mengalami penurunan pekerja paling banyak berasal dari sektor konstruksi sebanyak 120 ribu orang dan sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi yang menurun hingga 60 ribu orang.
Meski secara umum jumlah pekerja meningkat, Rusman mengakui, jika tambahan itu lebih banyak terjadi pada lapangan kerja tradisional yang tidak membutuhkan keahlian khusus, yakni sektor pertanian, perdagangan, dan jasa kemasyarakatan.
Pekerja di sektor informal pun masih mendominasi sebanyak 68 persen dari total lapangan kerja. “Padahal sektor informal inilah yang paling rentan kelangsungan kerjanya,” ujarnya. Terbukti jumlah pekerja sektor transportasi informal seperti tukang ojek mulai berkurang seiring semakin baiknya transportasi formal.
Menurut Rusman, tingginya pekerja di sektor informal itu disebabkan masih rendahnya pekerja yang mengenyam pendidikan tinggi. Data menunjukkan, 55,43 juta orang atau 53 persen pekerja di Indonesia hanya lulusan sekolah dasar ke bawah.
Sedangkan pekerja yang lulusan diploma dan sarjana hanya 6,9 persen. ”Pekerja berpendidikan rendah itu membuat lapangan kerja sendiri yang tidak menuntut persyaratan tinggi,” katanya.
AGOENG WIJAYA