“Ya sudah tinggal tunggu waktu saja, pasti akan terjadi ,” ujar Dudi saat dihubungi Tempo di Jakarta, Rabu (20/5). Menurut Dudi faktor usia pesawat tidak menjadi faktor utama penentu kecelakaan tersebut.
Ia menambahkan, kecelakaan pada alat utama sistem pertahanan (alutsista) terjadi karena tidak ada dana yang cukup untuk perawatan. Selain itu juga karena dana pembelian suku cadang yang terbatas.
Keterbatasan dana juga membuat ketrampilan penerbang ikut-ikutan berkurang. “Dengan dana yang kurang dan terbatas ini, maka akan terjadi sesuatu. Apakah kecelakaan ringan atau berat,” ujarnya.
Sebuah pesawat angkut jenis Hercules milik TNI AU jatuh di Madiun. Hingga pukul 13.00 WIB, lebih dari 78 korban tewas dalam kecelakaan yang terjadi Rabu (20/5) sekitar pukul 06.20 WIB tadi. Selain menewaskan anggota TNI dan penumpang sipil, tragedi ini juga menelan nyawa beberapa warga setempat.
Dudi juga mengatakan sudah saatnya pemerintah memberikan perhatian dan pemikiran yang lebih serius terhadap peralatan milik TNI. “Pemerintah harus lebih serius dalam pendanaan alat angkut atau peralatan pertahanan,” ucapnya.
Indonesia, kata Dudi, adalah negara Asia pertama pengguna pesawat Hercules pada era 1960-an. Hercules yang jatuh ini merupakan keluaran 1980-an. Menurut Dudi meskipun keluaran 1960-an, jika pemeliharaan dan perawatan baik tidak akan menjadi persoalan.
DIAN YULIASTUTI